Jalan cerita dari kisah hidup setiap insan memang berbeda-beda. Hanya saja, terkadang ada beberapa titik temu dari setiap perjalanan itu… Pertemuan yang membuatnya berhenti seterusnya, berhenti sesaat karena bimbang meneruskan langkah, atau terus melangkah sampai ujung perjalanan…
Alhamdulillah, pagi yang luar biasa. Hari ini ada pertemuan keluarga FLP Pelangi Solo Raya episode ke-2. Dan pada kesempatan kali ini kita kedatangan tamu yang luar biasa pula, seorang novelis, penulis, cerpenis, kartunis, ahli desain grafis yang puitis dan suami yang romantis (deuu…)”Kang NasSirun PurwOkartun.”
Jam 8 an para anggota Keluarga Pelangi sudah mulai berdatangan…jam 9 acara dimulai. Berhubung Erny masih didaulat sang kepala suku pelangi untuk fotocopy, alhasil Nungma lah yang diminta untuk membuka acara (hyaaa…). Mendadak ngeMC nih (ditodong kepala suku juga). Setelah sambutan dari kepala suku Pelangi, kang Fachmy Casofa…kemudian acara sepenuhnya diserahkan kepada Kang Nass untuk mentransfer ilmu dan mencharge semangat keluarga Pelangi…mantabz dah!!!
Pertama-tama, kita diminta untuk menyerahkan daftar minimal 10 judul buku yang inspiratif, paling kita suka atau mungkin berpengaruh dalam hidup kita (kemarin tugas ini juga sudah dismskan). Masing-masing orang ditanyai, satu judul buku yang telah dia tuliskan, mengapa buku ini bagus/menarik…dalam hal apa?? Nungma ditanya mengenai “Padang Bulan”-nya Andrea Hirata.
Nih, ada beberapa ilmu yang bisa Nungma ambil dan serap dari Kang Nass : 1. Perbedaan ‘penulis yang membaca’ dan ‘orang umum yang membaca’ • Cara seorang ‘penulis yang membaca’ adalah ia pun belajar menulis saat ia membaca….dengan memperhatikan kalimat, pilihan diksi, dll dari apa yang ia baca. Ketika membaca, ia memperhatikan dengan seksama bagaimana sang penulis menceritakan ‘cerita’ yang ia tuliskan dalam buku itu. Mencermati kekuatan kata sang pengarang dan bukan sekedar larut dalam ceritanya. Contohnya : kita bisa belajar dari sosok Pramudya, dalam tulisan2nya nuansa Jawanya sangat kena tanpa harus berkata-kata dengan bahasa Jawa.
2. Menurut Izzatul Jannah, menulis ibarat ‘tukang roti’. Untuk sampai ke tahap ‘roti yang enak, lezat, dan tentunya menarik minat konsumen ia harus ‘makan roti sebanyak-banyaknya’ dan ‘membuat roti sebanyak-banyaknya’. Nah, ini bisa kita analogikan bahwa proses ‘makan roti sebanyak-banyaknya itu adalah proses MEMBACA dan ‘membuat roti sebanyak-banyaknya’ itulah proses MENULIS. Yups, nungma sepakat banget. Karena sahabat menulis itu bernama membaca. Dan buat apa kita mengaku sebagai ‘penulis’ tapi kita tidak pernah menulis???
3. Menulis bisa menyehatkan batin, bikin ‘orang cantik’, menyehatkan jiwa kita. So, marilah kita senantiasa menjaga stamina diri untuk selalu menulis. Sehingga “pikiran kita akan ditangkap dengan cepat oleh tangan kita”.
4. Kebanyakan kita ‘gagap’ menulis karena tidak terbiasa. Padahal ketika menulis kita akan mampu menghubungkan ‘otak, hati, dan tangan’ kita.
5. Tidak ada alasan ‘waktu’ dalam menulis. Kita bisa belajar dari sosok Joni Ariadinata. Ia mengawali ‘karier’ nya sebagai seorang tukang becak. Hingga sekarang loncatan profesi luar biasa yang beliau alami. Dari tukang becak menjadi seorang redaktur senior Horizon. Wow!! Beliau menjadi seorang penulis karena awalnya beliau mengalami sebuah peristiwa yang membuatnya sangat marah. Beliau meluapkan dan menumpahkan segala kemarahannya dalam bentuk tulisan. Hm…^^. Ada ‘kekuatan kata’ disana…
6. Kegagalan seorang penulis salah satunya karena ia KURANG FOKUS SEBAGAI PENULIS. Janganlah bermimpi untuk terkenal..intens dan terus saja menulis!!! Kata Pramoedya Ananta Noer : “yang terucap itu akan hilang, tetapi apa yang terekam dalam tulisan itu akan abadi…” . Ada lagi : “sepintar apapun orang tapi kalau tidak menulis, dia akan hilang dari sejarah…”
7. Awali segala sesuatunya dengan BISMILLAH…^^. Dan focus ketika akan menentukan pilihan. Sippp…kalau Nungma mulai seneng nulis dari kecil. Semakin termotivasi saat kelas 5 SD mengikuti lomba menulis sinopsis buku bacaan fiksi dan nonfiksi. Dan pada kesempatan itu bisa mewakili Kabupaten Wonogiri untuk mengikuti lomba sinopsis dan menceritakan kembali bacaan fiksi dan nonfiksi di Semarang, maju sampai tingkat Provinsi. Hm, pengalaman luar biasa yang memotivasi saya untuk terus semangat membaca, menulis, dan berkompetisi. Sampai sekarang, saya pun masih konsisten menulis catatan harian. Prinsip saya “menulis untuk mendokumentasikan hidup” ini sudah saya ikrarkan sejak kelas 1 SMA…(file-file SMP sudah banyak yang hilang euy…hiks). Dan semoga terus berlanjut sampai nanti….amin.
8. Tulisan biasa dikerjakan dalam waktu yang cepat itu BAIK. Tulisan baik dikerjakan dalam waktu yang lama itu BIASA tetapi tulisan baik dikerjakan dalam waktu yang cepat itu LUAR BIASA!!
9. Menulis itu “menikmati diri”…kita menulis karena kita suka dan menikmati apa yang akan kita tuliskan. Menulis bisa menjadi ‘jalan pencerahan’ sekaligus ‘jalan mata pencaharian’. Menulis bukan hanya untuk orang-orang yang ingin menjadi penulis. Sip…menulis itu bikin cerdas juga euy…^^
10. Ketika kita ‘capek menulis’…flash back….bertanyalah pada diri sendiri…”KITA MENULIS UNTUK APA???”
Hmm…banyak hal luar biasa yang bisa kita dapatkan dari penulis novel PENANGSANG ini!!! Terima kasih Kang Nass…pesan beliau buat FLP : “FLP bukanlah sekumpulan penulis yang tidak menulis tapi hanya ingin menulis. FLP bukan itu, FLP hanya memberikan sedikit ruang yang lebih besar untuk orang-orang yang ingin menulis dan menjadi seorang penulis. Semuanya kembali pada diri kita sendiri…”
Alhamdulillah, pada kesempatan itu Nungma dapat hadiah novel “PENANGSANG, Tembang Rindu Dendam” nya Kang Nass. Novel setebal 701 halaman ini merupakan novel pertama dari Trilogi Penangsang. Hm, sukses deh Kang NAss buat karya-karya selanjutnya!!! Terima kasih atas hadiah yang luar biasa ini…Ada gambar kartun ‘Kang Nass’ di halaman pertama dengan tulisan : “SELAMAT MENULIS LAGI”. Tyuz ada kalimat yang lain : “Mengulang Penangsang…Menggurat yang silam….Menyirat yang menjelang….”
Agenda selanjutnya ‘mentoring’ dari kepala suku Pelangi “Kang Sofa”. Beliau menyampaikan silabus proyek kita 6 bulan kedepan “FLP PELANGI WRITING CAMP”. Karena menulis sudah menjadi ‘panggilan jiwanya’ sosok kepala suku kita ini akan berjuang mati-matian sampai berdarah-darah (hehe…) untuk membimbing kita dalam menulis dan membuat buku selama 6 bulan ke depan dengan pertemuan intens satu pekan sekali. Hoho…dan kebahagiaan kepala suku ini adalah ketika melihat “Keluarga Pelangi” berhasil!!! (deuuu…bikin terharu….xixixi…beliau bilang : “berarti ada alasan mengapa saya hidup..”.sipp dah…salam unyu!!!).
Untuk Bulan Januari ini fokus kita di level BASIC dengan materi utama : 1. Minggu 1 : memetakan ide menjadi tema; menganalisa buku yang menjadi inspirasi 2. Minggu 2 : mengisi planning list menulis buku 3. Minggu 3 : mengikhtisar 3 buku referensi utama untuk membantu membuat outline 4. Minggu 4 : membuat outline.
Selanjutnya, kita dibagi dalam kelompok-kelompok kecil 3-4 orang untuk saling mendiskusikan dan memberi masukan ide dari masing-masing orang. Nanti Kepala Suku akan berkeliling buat ngecek, ngasih masukan dan tanggapan. Ide ini harus konsisten selama 6 bulan kedepan. Jadi setiap orang nanti buat 1 buku. Sip…semangat!!! KNOWING IS NOT ENOUGH YOU MUST TAKE ACTION!!!
Tak terasa, sudah jam 13.00…kebersamaan keluarga Pelangi harus diakhiri. Sampai jumpa pekan depan : Hari Ahad, 9 Januari 2011 bertempat di SMP Muhamadiyah 7 jam 13.00-selesai. Semangat BERKARYA!!! “Pena Sahabatku…Pena Alat Juangku!!!” (meski sekarang kebanyakan nulisnya ‘pake laptop’ ya??? Hehe…tapi tetep aja kita gak bisa lepas dari ‘pena’…sipppp dah…)
[Keisya Avicenna…*humas FLP Pelangi Solo Raya]
NB : semisal ada kesalahan dalam penulisan, tolong dikoreksi…hehe…coz nyatetnya kemarin ngebut…^^
Efek Nibiru dan semangat Indonesia yang menggelora menyongsong 2011 telah merasuk. Kami dari kru Nibiru benar-benar mendapatkan mata baru soal jejaring, soal pengaruh media, soal antusias pembaca, soal kepenulisan, dan soal indahnya berbagi. Kami ingin menjadikan NIBIRU bukan sekadar produk novel yang harus dijual menembus angka best seller, melainkan lebih dari itu ingin NIBIRU menjadi sebuah gerakan: apakah itu minat baca, apakah itu minat menulis, dan apakah itu gerakan berbagi. Indahnya jika kami bisa memfasilitasi Tasaro GK mengunjungi sekolah-sekolah daerah bencana dan sekolah-sekolah tertinggal untuk menggelindingkan semangat NIBIRU, semangat Dhaca Suli, dan semangat Indonesia Baru.
Pendeknya, NIBIRU harus menjadi gerakan budaya baru. Gerakan memandang bahwa kita bukanlah bangsa inferior dan kita masih punya 1.001 cara untuk bangkit dari impitan dan adangan masalah. NIBIRU adalah sebuah takdir; dibuat lima serial (mirip dengan REPELITA zaman Pak Harto) dan angka akhir itu akan jatuh pada 2015. Namun, gemanya akan sampai pada impian Indonesia Emas.
Dalam sebuah perjumpaan akhiir Desember lalu, kami menyerahkan NIBIRU kepada Bapak Joko Wi, walikota Solo yang masuk tokoh pilihan Majalah GATRA menjelang tutup tahun 2010. Indonesia tahu bahwa seorang Joko Wi adalah walikota paling berpengaruh dengan segudang prestasi dan kembali terpilih tanpa mengeluarkan uang sepeser pun (90% kemenangan). Kami bangga dapat memberikan NIBIRU kepada tokoh inspiratif seperti Pak Joko Wi dan cita-citanya seperti gayung bersambut dengan semangat NIBIRU, membumikan kembali karakter bangsa Indonesia yang luhur.
NIBIRU adalah sebuah mata baru meski tidak gampang bagi kita untuk selanjutnya memandang dengan 'mata baru'--kita memerlukan juga optimisme baru. NIBIRU adalah deru untuk Indonesia Baru.
JANUARI : “Mengasah kacamata hidup untuk selalu cerdas di setiap momentum dalam ritme indah aturan-Nya” Keyword : Rinai-Rinai Inspirasi
FEBRUARI : “Merancang Miniatur Kehidupan : 23 Tahun dalam Cinta, Cita, dan Cerita tuk Menjadi Pribadi IPK” Keyword : IPK = Inspiratif. Prestatif. Kontributif
MARET : “[M]enj[A]di p[RE]diktor [T]erbaik dengan Selalu Tersenyum Penuh Cinta Menatap Dunia, Melejitkan Karya dalam Kreativitas Tanpa Batas”
APRIL : “[A]ktualisasikan [P]rofesionalisme di[RI] tuk [L]ejitkan Potensi dalam Dunia [I]nspirasi [T]anpa [B]atas” Keyword : ITB = Impian. Totalitas. Berani
MEI : “[M]embangkitkan [E]nergi [I]nspirasi, tuk menjadi pribadi 3 B = Berkarakter, Berkompeten, dan Berdaya saing tinggi dengan rumus PKS : [P]engelolaan diri, [K]eterampilan berinteraksi, dan [S]kill berorganisasi.
JUNI : “[J]anjiku [U]ntuk [N]eger[I]ku : ‘Welcome to the real world” Keyword : ‘Membuka Gerbang Pasca Kampus’
JULI : “[J]ejak-jejak [U]ntuk [L]edakkan [I]nspirasi…Be Your Better Self!!!” Keyword : Semangat Penuhi Prasyarat
AGUSTUS : “Kumandang Cinta Merah-Putihku dalam Senandung Syahdu Penuh Kemenangan” Keyword : Menuntunku ke Arah Mata Angin Bahagia
SEPTEMBER : “[S]inergi k[E]cerdasan tuk Goreskan Cerita yang kan [P]enuhi ca[T]atan [LEM]bar-lem[B]ar s[E]jarah” Keyword : Menulis adalah Menjadikan Setiap Huruf sebagai Dzarrah Kebaikan
OKTOBER :”[O]ptimalkan [K]ompetensi diri, [TO}talitas dalam [BER]amanah!!!” Keyword : “CPNS = Cobalah. Perjuangkan. Nikmati. Syukuri.”
NOVEMBER : “[N]orma harus [O]ptimis, [V]isioner, [E]nerjik dan [M]otivatif, [B]angkitkan [E]nergi ‘tuk Raih Cita dan Cintamu!!!” Keyword : Menjadi Manusia Cahaya
DESEMBER : “[D]ahsyatkan [E]kspektasi, [S]empurnakan [E]nergi [M]impi, [B]ermuhasabahlah…untuk m[E]mbuat [R]esolusi!!!” Keyword : Melukis Irama Penghambaan dalam Notulensi Akhir Tahun
2010 : “FIGHT LIKE A TIGER WIN LIKE A CHAMPION!!!”*
Sebuah ayat tentang pasrah… Mencoba mengusir gundah yang menggelisahkan jiwanya Gurat wajahnya mengundang rindu Desingan harapan seakan berontak… Ingin segera mengakhiri permainan kebimbangan dalam jiwanya Kamera hatinya hanya sanggup menangkap hitam putih warna yang ada Dalam ruang-ruang mimpi yang kosong…
Dalam keremangan hatinya, Ia menangkap suara yang memanggil-manggil namanya Seiring dengan perpisahan senja yang meranum Lalu mengganti jubahnya dengan kain malam
Tak terasa buliran kristal bening membasahi pipinya Dalam tatapan matanya yang sembab, ia berkata : “Aku tak bisa memiliki air mataku sendiri. Bahkan aku tak punya nyali untuk menatap bayanganku di cermin”
Seketika terdengar suara yang pernah ia temuai dalam ruang khayalnya : “Setiap nafas berhembus, kita tahu hal berbeda… Setiap satu kedipan mata, kita kenal cerita lain… Tatkala hembusan udara terhirup, kita coba pahami kata hati… Tatkala satu langkah berjalan, kita temukan ilmu baru, kita tahu tujuan hidup… Ketika rindu bertanya padaku tentang hari ini, jawabku : ‘jiwaku takkan lelah menghitung lembaran yang tlah terlewati, hati takkan risau, jua tak ingin berkeluh’…Nyakhubh nyaidh lathalu, ganyanyi siraradhi…”
Seketika ia pun tersadar… “Sekalipun ini perih, segala takdir-Mu pasti baik untukku…”
Demi Tuhan yang menggenggam jiwaku yang rapuh, izinkan suatu hari nanti aku berkata : “Dia adalah sepenggal mimpi yang menjadi nyata. Buah dari kesabaran. Jawaban dari doa-doaku dan hadiah agung dari Sang Pelindungku….” [Khiytha Bhad Siraradhi]
***
[Keisya Avicenna, 31 Desember 2010…’Melukis Irama Penghambaan dalam Notulensi Akhir Tahun’…kemarin adalah saat dimana simfoni cinta-Nya bersenandung mewah dalam lubuk hatiku…sebelum 2010 berpamitan, Alhamdulillah, satu mimpiku bisa aku wujudkan…Bismillah, ”TEPAT dan TERBAIK : LILLAH, BILLAH, ILALLAH…!!!” Menuju 2011 : A.M.A.N.A.H…!!!^^v]
Assalammu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Selamat Datang di Zona Inspirasi Keisya Avicenna.
-Mulia karena taqwa, bercahaya dalam karya, dan menginspirasi dengan prestasi-.
Untuk informasi lebih lanjut, klik di sini →