Jejak Karya

Jejak Karya

Monday, January 17, 2011

Serunya NIBIRU READERS SOLO feat Pak BAMBANG TRIM ^^v

Monday, January 17, 2011 0 Comments


by Norma Keisya Avicenna on Monday, January 17, 2011 at 7:55am
Your note has been created.

"Nibiru Readers membentuk komunitas kota tersendiri dan salah satunya yang sudah dideklarasikan adalah Nibiru Readers Solo. Seperti tidak mau kalah dengan Nasional Demokrat, kita pun akan melebarkan sayap Nasional Nibiru, eh salah Nibiru Readers di kota-kota mana pun di Indonesia, bahkan dunia ... :) Selamat berkiprah Nibiru Readers Solo!"

[Bambang Trim, a week ago... on NIBIRU READERS]



"Kurang dari satu bulan, NIBIRU sudah menembus angka penjualan lebih dari 1.100 eksemplar hanya untuk Pulau Jawa di beberapa toko buku. Data Sumatra dan Indonesia Timur belum masuk. Alhamdulillah terima kasih atas dukungan pembaca semua, terutama first reader. Kami sedang mempersiapkan kejutan-kejutan 2011 sambil menantikan petualangan Dhaca Suli selanjutnya...."

[Bambang Trim, a week ago... on NIBIRU READERS]



Kabayan membuat kesal Nyi Iteung. Di bale-bale kerjanya seharian membaca Nibiru. "Cing atuh Kang Kabayan, ulah maca wae eta kitab! Teu aya pagawean deui, apa?"

"Eleuh-eleuh, Iteung ieu teh pagawean superpenting. Maca Nibiru supados Akang terang ka nu pugabha."

"Naon pugabha teh, Akang?"

"Matakna maca Nibiru ieu, tiasa maca teu?"

"Eleuh-eleuh si Akang, karek ge tamat Kejar Paket A tos somse!"

"Pugabha teh kumaha carana Akang bisa menaklukkan si Abah!"

Nyi Iteung hanya tersenyum kecut. Dalam hati ia berujar: "Dasar borokokok!"

[Bambang Trim, a week ago... on NIBIRU READERS]



Pujangga NIBIRU:

"wahai Kedhalu,

pada tiga tingkatan rindu

pada delapan pugabha warisan tetua

pada dua cinta wanita perkasa

pada satu tujuan mulia

daku NIBIRU dan semua cita yang memburu

tertinggal jejak bukan semu

nyata bersama semangat baru."

[Bambang Trim, a week ago... on NIBIRU READERS]



"Leyjosa sedhthanyay bhepunyath nyathi,manapha padhad nad nginyelkhabh bhad nyolsab..

Camayi nyingukh ngeday kheyuny bheladath!

Padhey bhelunya pibhany khabthi nyanga nyapidh had nyadhubh ngimamunyi,thakhi nyapidh pibhany nyiyi napiypu nyiyngany..

THEKHATH ngay THEDHSANYIP!!!"

[MIMPIKU UNTUK NIBIRU_Keisya Avicenna]



"Jangan pikirkan aku!" Sira berteriak lagi. Genggaman tanganny pd ujung sabuk bulan mulai melonggar.sengaja dia lakukan. "Kau pasti akn menemukan aku!" Sira menatap Dhaca dng cara yg blm pernah dia lakukan sblmny. Dia tersenyum! Senyum pertama yg pernah dy berikan kpd Dhaca..

~paling suka moment ini..Sosok Sira yg slalu membuat kejutan..'sebentar namun membekas'.wkwk~

[Keisya Avicenna_yang paling ngefans sosok SIraradhi Luminya...masih menunggu jemputan...xixixi]



Siraradhi luminya datang di saat yg tepat..^^v.wah,serunya..menikmati dunia aksi fantasi..(latar: saat Puya merampas pedhib Dhaca..n piala Bhepomany dr Madhi. Puya tersnyum sangat licik.tp snyum itu sgera beku tatkala sesosok perempuan muda muncul dhadapanny..hehe.plg suka adegan ini..)

[Keisya Avicenna]



"keponakanku yang baca nibiru, lucu banget. tiap ke sekolahnya, temen2nya sudah pada ngantri untuk diceritain kisah si Dhaca. gitu terus setiap hari. gak nyadar dia, kalo yang dia baca nibiru-ku. heuheuheu."

"tokoh favorit saya adalah Bhupa Supu, karena selain suka buku, beliau koleksi bukunya bejibun."

"Mungkin aku.... Bukan pugabha... yang pandai merangkai kata.... (Base Jam: Bukan Pugabha)"

[Fachmy Casofa_pethunya yang sangat unyu]





"Lunez Muya Saclbhajthajadhax

andai aku tau artinya. . ?? sapa yg udh memecahkan. . ."



"Sedang merancang agenda2 penting utk NIBIRU reader's se-Indonesia

Tunggu aksi NRS. . . dan siapkan Pughabamu utk menghadapi tantangan dari kami. . .

Ciiaaaaaattt. . . ."

[Aprisa Ayu Primasari_PJ acara yang juga sangat unyu]



"semoga mimpi ketemu Thalkay Luminya..amin.."

"dan tak lupa nibiru tetap kubawa ke merapi.

semoga tmn2 relawan dan anak2 merapi teracuni virus kedhalu yg kubawa.hehehe

bheladath!"

[Diah Cmut, the queen of unyu]



"kalau sira ada didunia nyata dia akan kirim massage ke wall ku apa ya..wkwkkwk..."

[Aris El Durra, tidak mau kalah juga ke-unyu-annya, nyulabh yang unyu...]



***

Sabtu, 15 Januari 2011

Rapat seru di cafe EDANE (hehehe...) @SGM bersama pak Bambang Trim sungguh suatu moment yang teramat istimewa. meski NRS tetap saja dengan keunyuan masing-masing.hehe. terima kasih banyak ya Pak atas apresiasi dan inspirasinya yang luar biasa.semoga apa yang sudah kita rencanakan bisa terrealisasikan dengan baik.



NRS : siapkan segala sesuatunya dengan maksimal dan totalitas..MENUJU 3 APRIL 2011!!!

***



Agenda penting NIBIRU:

> Februari 2011: peluncuran website NIBIRU dan e-book Kamus Bahasa Khedalu.

> Maret 2011: Nibiru dalam Islamic Book Fair.

> April 2011: Festival "Seberapa Nibiru-kah Kamu?" bersama Nibiru Readers Solo

Don't miss it!

MEMBANGUN RUANG PRIVAT SAAT MENULIS (FLP Pelangi Solo Raya_4)

Monday, January 17, 2011 0 Comments






Bismillahirrahmanirrahim…

Ba’da Subuh yang sangat dingin (bagi saya)…ingin rasanya kembali membenamkan diri di bawah selimut, meletakkan kepala yang terasa begitu berat karena dari kemarin pagi gejala flu melanda…terpaksa tadi malam harus ngedrug. Mencoba bertahan untuk tidak tidur lagi dengan menyalakan doralepito, kemudian menulis catatan ini. Menulis itu menyehatkan, konon hasil penelitian menyebutkan demikian. Dan saya pun telah membuktikan saat mengikuti suatu lomba menulis satu tahun silam. Yupz, menulis itu “menyembuhkan”!!! dan besar harapan saya, flu yang sekarang bersarang di tubuh saya segera pergi karena pekan ini banyak sekali tugas yang harus diselesaikan dan itu butuh fisik yang benar-benar fit. Allahumma ‘afinifii badanii…

Teriring nasyid-nasyid yang penuh semangat, izinkan saya menuliskan reportase pertemuan ke-4 keluarga FLP PELANGI SOLO RAYA hari Ahad kemarin (tadi malam gak sempat nulis, tepar euy…)

Ahad, 16 Januari 2011 @SMP Muhammadiyah 7 jam 13.00-17.30 WIB
Siang ini ada goresan cat hitam yang sedikit memberi warna gelap pada lukisan langit. Mendung belum berarti hujan..^^. Nungma dah siap berangkat sebelum jam 13.00, tinggal menunggu Erny datang. Tapi sampai jam 13.30 tu anak belum muncul juga, n HP nya gak bisa dihubungi. Yadah, akhirnya minta tolong adik kost buat nganter. Biasanya Nung pekewuh banget kalau harus minta bantuan orang lain. Selagi Nung bisa lakukan sendiri, pasti akan Nung lakukan!!! Tapi untuk kali ini, dengan sangat terpaksa (meski Nung sebenarnya bisa naik angkot buat ke lokasi), akhirnya Nung dianter Dik Denis yang kebetulan baru pulang beli makan, rasanya badan Nung remuk redam…jiaah..lemes banget rasanya. Gembrebeg, gak nggenah..sempet tidur waktu bersandar di tembok. Kepala rasanya berat banget..hehe…tapi mencoba menyemangati diri sendiri. Sakit itu bukan untuk dikeluhkan, tapi dikalahkan!!! Dalam hati berkata : “Berangkatlah, baik dalam keadaan ringan ataupun berat….!!!”. yadah, bismillah…semoga siang sampai sore nanti menjadi “pertemuan yang menyembuhkan”. Amin.

Sampai lokasi, sang kepala suku, Kang Sofa, baru ngasih pembukaan. Sip, belum terlalu telat kalau gitu. Ambil posisi tempat duduk terdepan (dah kebiasaan duduk di depan sih. Karena posisi menentukan prestasi. Hehe). Langsung mengeluarkan buku “PUGHABA”-ku yang bersampul DORAEMON dan pena kesayanganku. “Qayyidul ‘ilma bil kitabaah”(Ikatlah ilmu dengan menuliskannya!!!”

Pada kesempatan siang itu, bertempat di Ruang Multimedia SMP 7 Muhammadiyah, Kang Sofa (Pethunya NRS yang ‘unyu’) menyampaikan tentang “MEMBANGUN RUANG PRIVAT SAAT MENULIS”. Presentasi diawali dengan munculnya 2 lingkaran berwarna oranye dan hijau. Sebut saja zona oranye dan zona hijau. Zona oranye itu adalah zona “menulis untuk diri sendiri”. Contohnya saat menulis buku diary. (Haiiyyaah, Nung ditodong pertanyaan dari pethunya. Klo Nung mah, nulis diary ‘flow’ aja. Coz saat menulis diary Nung ibaratkan sedangkan mendokumentasikan hidup. Mencoba mengambil hikmah dalam setiap aktivitas yang terjadi setiap harinya…). Pada zona oranye ini kita akan membangun ruang privat saat menulis, tempat yang disana hanya ada diri sendiri dan tak ada yang lain, sehingga kita memiliki kebebasan mutlak saat menulis (merasakan manfaatnya secara langsung)

Zona kedua, zona hijau yang artinya : “menulis untuk orang lain”. Contohnya apa yang sedang kita ikhtiarkan sekarang : MENULIS BUKU!!!. Yang Nung tangkep, ketika kita ingin serius menekuni Zona Hijau, khatamkan dulu proses di Zona Oranye. Dengan kata lain, proses awal menulis buku : menulislah untuk diri sendiri dulu (ibaratkan buku itu untuk diri kamu sendiri, muatan-muatan pikiran yang berloncatan di otak dikeluarkan dulu).

Saudara kembar menulis bernama membaca. Kalau kata kang Sofa mah mereka berdua dah ditakdirkan berjodoh. wkwkwk…ketika proses membaca dan menulis kita lakukan, irisannya akan menghasilkan suatu manfaat untuk diri kita sendiri (ada gambar diagram Venn nya).

Ada beberapa cara membangun ruang privat saat menulis :
1. Menulis adalah keterampilan. Untuk menguasainya perlu berproses menulis atau membiasakan diri menulis dalam rentang waktu yang panjang.
2. Menulis boleh apa saja dan untuk siapa saja. Tetapi, menulislah untuk mendapatkan manfaat langsung dan konkret bagi diri sendiri terlebih dahulu.
3. Tidak usah terlalu memikirkan masalah tata bahasa, ejaan, ataupun struktur kalimat ketika menulis di ruang privat. Berusahalah untuk dapat membebaskan diri. Terserah mau menulis apa, yang penting saat menulis merasa nyaman dan tanpa tekanan.
4. Tentukan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagi Ku) saat membaca dan menulis bagi diri sendiri.
5. Selalulah “MENGIKAT MAKNA” dari setiap buku.

Nah, sekarang apa manfaat membangun ruang privat saat menulis :
1. Menulis dengan ringan dan senang
2. Menulis dengan perasaan lebih puas (selalu dengan antusiasme)
3. Membaca yang menghasilkan (selalu mengikat makna dengan menuliskannya).


Yups, materi yang luar biasa dari kepala suku. Selanjutnya kita berkelompok lagi untuk mentoring langsung dengan beliau. Melaporkan penugasan pekan lalu, yaitu resensi 3 buku yang nanti bakalan jadi sumber utama buku yang akan kita tulis dan outline sementara. Sippp….

Setelah Nung dan Erni selesai dimentoring, kita berdua ‘colut’ sebentar. Jeng-jeng ke pasar Ledoksari buat hunting snack. Coz logika tanpa logistic serasa sayur tanpa garam. Hambar….hehe. gerimis euy…tapi Nung suka. Palagi pas di lampu merah ada atraksi topeng monyet (Erny seneng banget. Ckikikik…). Ohya, Nung jadi lupa kalau tadi siang sempat KO..^^v. Jadi merasa sangat sehat…

Ba’da sholat Ashar mentoring dilanjutkan lagi ke kelompok yang lain. Nung memanfaatkan waktu luang yang ada buat ‘research’ dengan salah seorang narasumber yang masuk dalam daftar list orang yang bakal Nung wawancara karena beliau bisa jadi salah seorang sumber inspirasi sekaligus informasi dalam naskah buku yang mau Nung tulis. Xixixi..menginterograsi Mas Aris El Durra. Beliau seorang PNS sekaligus PNS pluz!!! (Pengusaha Nan Sukses. Amin). Serunya…coz temen2 yang lain juga pada ikutan nimbrung. Unyu…unyu… (terima kasih banyak ya Mas El..)

Sebelum pertemuan ke-4 kali ini diakhiri kita ‘meeting’ sejenak, terkait iuran, konsumsi, dll…dan akhirnya jam 17.30 pertemuan kita akhiri…sampai jumpa pekan depan. Jangan lupa PR dari kepala suku ya…
1. Outline final (diprint)
2. Ikhtisar 3 referensi utama (diprint)
3. Planing list awal naskah (diketik lagi n diprint)
4. Bagi yang outline nya sudah selesai, pilih salah satu sub bab dan tuliskanlah materinya….

Yups, sampai jumpa di pertemuan pekan depan….
Semoga Allah SWT mempertemukan kita dalam kondisi yang lebih baik…Amin.

Bahagianya berkumpul bersama keluarga Pelangi….

Ending : Nung n Erny ditraktir bakso mbak Fu’ah di BAKSO SONY. Mantapz dah…Alhamdulillah…hehehe…

[Keisya Avicenna, 17 Januari 2011…selesai menulis pukul 05:55 WIB @Zona NOstalgia RoMAntic-ku…]

Saturday, January 15, 2011

Engkau Penulis yang Mana?

Saturday, January 15, 2011 0 Comments
Engkau Penulis yang Mana?
by Bambang Trim on Saturday, January 15, 2011 at 6:22am

Ada penulis pena terlena

: setiap saat asyik berkarya

Selalu lupa pada pembaca

Merasa karya enak dibaca



Ada penulis pena perdana

: suatu saat menghasilkan karya

Setelah itu tak terdengar nama

Karya pertama dan satu-satunya



Ada penulis pena terpana

: setiap saat asyik bertanya

Mengumpulkan karya sejumlah penulis ternama

Tapi hanya terbuai angan belaka



Ada penulis pena merana

: setiap saat mengeluh menderita

Beridealisme tanpa rencana

Menulis tak dihargai semestinya



Ada penulis pena durjana

: setiap saat mencari celah

Plagiat karya berpuluh jumlah

Naskah orang dibubuhi namanya



Ada penulis pena berdana

: takdir kadang tertolak naskahnya

Terpikat penerbitan swakelola

Menerbitkan sendiri siapa sangka



Ada penulis pena kelana

: setiap saat entah pergi kemana

Backpacker sebutan mengena

Menulis di mana saja dan apa saja



Ada penulis pena bahana

: setiap saat menajamkan karya

Tidak berkompromi dengan kualitas rendah

Menulis naskah mengejutkan dunia



Ada penulis pena bermakna

: setiap saat merenungi cinta

Mengikat makna amat sempurna

Karyanya mulia bertenaga



Engkau penulis yang mana?

Aku penulis pena bukan apa-apa, Na.





untuk para "pendekar penulis" dan Na

:: Bambang Trim

Colomadu, 16 Januari 2011

Friday, January 14, 2011

Buku Kehidupan

Friday, January 14, 2011 0 Comments

buku ini bukanlah buku tes CPNS atau buku latihan UAS yg pd halaman belakangnya ada kunci jwbn berikut pnjelasannya yg bs lgsg dlht. buku ini mmg mengurai bnyk hal.. dan hanya Sang Penulis buku ini yg tw hakikat jwbn atas tanya dr para 'pembaca'. sang pmbaca hrus jeli dlm mngambil arti dr stiap tulisan dlm bukuNya..

~buku kehidupan~

Thursday, January 13, 2011

Penting!

Thursday, January 13, 2011 0 Comments

Setiap orang punya beragam kepentingan… ada yang memang benar-benar penting, tak sedikit juga yang sebenarnya tidak penting! Hanya saja, jangan sampai kepentingan2 itu membuat kita sok penting yang akhirnya merugikan kepentingan orang lain…

~menjadi penting itu baik, tapi menjadi baik itu yang lebih penting!~
Aisya Avicenna

Wednesday, January 12, 2011

Untukmu, Abdi Negara!

Wednesday, January 12, 2011 2 Comments

Kemarin (11-1-11), saat tengah asyik berkutat dengan pekerjaan kantor yang lagi banyak-banyaknya, ada rekan yang chatting dengan saya via email. Beliau memberitahu saya link dari kaskus yang cukup bagus... Silakan dibaca ya, agan/aganwati..
***

Korupsi dan Penindasan Terjadi di Depan Mata Ane (Pengalaman Seorang PNS)

Ane adalah pegawai di bagian humas salah satu kementerian (maaph, ane nggak bisa sebutin). Ane baru 2 tahun di sini. Tapi, ane sudah cukup tahu banyak hal soal perilaku pejabat2 di ruangan ane. Korup semua, Gan. Modusnya siy biasanya sederhana, malsuin dokumen-dokumen buat ngedapetin uang haram. Misalnya, beli barang fiktif. Dokumennya lengkap, tapi barangnya nggak ada. Duitnya masuk kantong pejabat dan perusahaan yang mau diajak kong kalikong.

Jumlah duitnya nggak sedikit, Gan. Untuk anggaran belanja peralatan kantor aja (alat tulis, kertas, tinta printer, dsb) jumlahnya bisa puluhan juta setahun. Belum lagi anggaran-anggaran lainnya. Kadang juga korupsi dari pekerjaan yang harusnya makai tenaga ahli. Jadi, pekerjaan (misalnya bikin buku/modul) yang harusnya digarap tenaga ahli, dikerjakan sendiri. Nah, si tenaga ahli cuma disuruh tanda tangan surat2 aja. Istilahnya, pinjem nama. Dan, si tenaga ahli paling banter dibayar 3 juta-an aja. Nah, sekarang, kalo anggaran buat bikin tuh buku/modul 50 juta, itung sendiri deh berapa duit haram yang diembat sama pejabat. ITU BARU PEJABAT TINGKAT TERENDAH AJA, GAN. PEJABAT ESELON IV (SETINGKAT KASUBBAG/KASI) YANG LANGSUNG DI ATAS STAF. Buat pejabat yang lebih tinggi, mereka juga dapat setoran dari bawahan2nya. Jadi, pejabat yang ada di atas juga diem aja ngelihat tingkah laku pejabat di bawahnya, karena MEREKA JUGA DAPAT SETORAN.

Yang bikin ane lebih miris, mereka juga nggak jarang nyolong hak-nya staf/bawahan. Misalnya, tiap minggu kan ada uang selain gaji (uang makan, transport, dsb). Nah, uang2 ini ngasihnya nggak pernah teratur alias diacak. Misalnya, uang makan bulan Januari dikasihnya di bulan Februari minggu ke-2 dan uang makan bulan Februari dikasihnya di bulan Maret minggu ke-4. Tujuannya ya biar kita2 NGGAK BISA NELITI UANG APA YANG UDAH DIKASIH DAN MANA YANG BELUM!!! Jadi, ada uang jatah bawahan yang bisa mereka korupsi. Bayangin aja, Gan, berapa banyak yang mereka rampok. Misalnya, uang transport aja 300rb per orang per bulan. Nah, kalo mereka ngorupsi jatah uang transport sebulan, tinggal dikali aja sama jumlah pegawai humas yang 100 orang lebih.

Mereka juga nggak segan2 ngambil hak-nya pegawai honorer/tidak tetap/belum jadi PNS. Temen ane yang pegawai honorer cerita, gaji dya sebulan cuma dikasih 1 juta. Padahal, kata staf keuangan, gaji mereka sebenarnya tuh 1,3 juta. Yang 300 rb ke mana? Ya diembat sama koruptor2 itu : 300 RB X JUMLAH PEGAWAI HONORER X 12 BULAN..!!!

Trus, tiap akhir tahun, para pejabat itu ngadain rapat, biasanya di luar kota biar nggak ketahuan. NGAPAIN AJA? MBAGI2 DUIT SISA ANGGARAN…!!! Teman ane yang supir cerita, pejabat2 itu kalo mbayar parkir aja suka itung. PARKIR MOBIL 2RB AJA MEREKA CUMA MAU BAYAR SERIBU..!!! Sering, temen ane yang supir itu yang nombokin. Benar2 keterlaluan. Pernah temen ane itu disuruh nyupirin sampe ke Bogor, PP dalam sehari, cuma dikasih uang lelah gocap. Padahal kan dya tanggung jawabnya besar, Gan. Bawa nyawa. Ya paling nggak cepek lah. Toh tugas ke luar daerah kan emang ada uangnya.
Ane sebelum masuk PNS emang udah denger2 kalo di birokrasi itu rawan korupsi, TAPI ANE NGGAK MENDUGA AKAN SETEGA DAN SEBURUK INI. Memang siy, ada korupsi yang jumlahnya lebih gedhe, misalnya si Gayus.

Tapi tetap, karena yang ane ceritain di atas terjadi di depan ane, ane merasa prihatin dan marah, Gan. Kita sebagai staf menderita dengan penghasilan nggak seberapa di kota Jakarta yang serba mahal ini, SEDANGKAN MEREKA SENENG2 PAKE DUIT KORUPSI. Udah gitu, kementerian ane kayaknya males2an ngajuin remunerasi, karena kalau ada remu, maka penghasilan para pejabat akan berkurang karena tunjangan2 dan uang perjalanan dinas akan ada yang dipotong. Mereka sama sekali nggak mau merhatiin nasib staf, nasib orang kecil.
Kalau ane sih, Gan, nggak berani korup dan nggak akan nggunakan kesempatan. Pernah ane diajak teman malsu kuitansi penginapan pas kita dines ke daerah. Kita nginepnya gratis sebenarnya, tapi dya pengen malsuin kuitansi dan minta ganti uang penginapan ke kantor. Tiap kali ane ditanya ma dya, ane jawab kalo urusan ane dah beres. Padahal ya duitnya ane balikin ke kantor. Ane nggak mau kayak pejabat di sini.

Ane nggak habis pikir, mereka itu sholat, bahkan ada yang berjilbab, tapi kelakuan kayak setan. Mungkin nggak ada lagi setan di dalam tubuh mereka coz mereka sendiri udah ‘lebih setan’ daripada si setan itu sendiri. Makanya, ane nggak mau lagi sholat di musholla kantor (ane muslim, Gan) kalo di-imami mereka. Pejabat tapi tingkah laku koq bejat.

Berikut ini beberapa komentar dari Agan/Aganwati :
Quote:
Originally Posted by TempeLaut
ane salut gan sama ente kalo ente ngga ikut ikutan kaya yang lain
selalu perkuat iman agan, jaga terus kehormatan diri agan, jangan sampe mau dibeli dengan uang
Jawab :
Ane bukannya sok suci atau apa, Gan. Cuma ane nggak berani dan nggak tega makan duit haram. Ane ini emang miskin, ortu ane aja sekarang masih ngontrak , tapi mereka selalu bilang ma ane 'kita ini memang miskin harta, tapi jangan sampe miskin hatinya. Kita harus jujur karena itulah yang akan ningkatin derajat kita di depan Allah'
Quote:
Originally Posted by Methal_DhankDhut
Setuju gan... Ada keluarga ane yang mau resign dari salah satu kementrian setelah kontrak dinas selesai. Gak tahan ama atmosfir korup dan kongkalikong.. mau jadi apa negara ini..
Jawab :
Kalo ane lum ada niat resign, Gan. Coz keluarga ane pengen ane jadi PNS (tentu bukan untuk korupsi tapi). Ane pengen pindah ke Jogja, tempat kelahiran ane. Kadang ane mikir, apa nggak usah jadi pejabat sampe pensiun nanti. Daripada jadi pejabat tapi mau nggak mau harus korupsi (paling nggak buat nyetor ke atasan).
Quote:
Originally Posted by rhendrawan
rahasia umum gan... mudah"an ente tidak ikut terjerumus gan... salut buat ente yang masih idealis.
klo semua pejabat di negara ini kayak ente... negara ini pasti makmur
Jawab :
Agan terlalu memuji, Gan Ane cuma berusaha jadi orang jujur. Ane yakin harta dari hasil perbuatan nggak akan mendatangkan berkah.
Quote:
Originally Posted by mblink89
keren ente gan salut ane...
semoga banyak pns yang kayak ente biar Indonesia bersih dari korupsi
btw, ane masih cpns dan ingin mencontoh perilaku agan yang ga mau korupsi
amiin.:ilov eindonesia

Jawab :
Betul, Gan. Usahakan dan biasakan nggak korupsi dari awal. Korupsi tuh kayak narkoba. Kalau udah kena, agak susah lepasnya. Kita niatkan untuk cari duit halal dan mengabdi pada bangsa.
Quote:
Originally Posted by nanashi
Klo udah terlanjur jadi PNS susah gan, mau ikutan pasti ga tenang karena makan uang haram, mau ngga ikutan pasti akan di kucilkan malahan bisa dimutasikan ke daerah, ya serba salah gan salah satu alasan kenapa ane ga mau PNS ya karena hal tersebut

Jawab :
Iya, Gan. Memang kadang kita sebagai staf dipaksa. Tapi lebih untuk nglengkapin dokumen fiktif. Misalnya, kita disuruh absen/tandatangan buat kegiatan fiktif. Jadi, nggak nerima duitnya. Emang siy, Gan, itu artinya kita sedikit banyak terlibat juga. Tapi, itu kita dipaksa. Dan, di dokumennya kan tertulis jelas, penanggung jawabnya siapa. Pinter2nya aja kita njaga diri. Jangan sampe ikut2an busuk, tapi juga nggak mungkin kan kita teriak 'maling' di sarang maling. Kita mulai perbaikan dari kita sendiri lah...

Ni salah satu pengalaman agan/aganwati :
Quote:
Originally Posted by ochiet
semoga kuat ya gan menjalani perkerjaannya,........saya kenal pegawai negeri yang jujur,..35 tahun kerja masih belum punya rumah sendiri sampai pensiun dan kendaraan hanya sepeda motor tahun 80,...itu karena kerjanya jujur, gak mau ikutan temen2nya yang suka makan uang gak halal,....

ada yang levelnya di bawah dia sebelum pensiun baru 3 tahun udah lebih kaya,....
Jawab :
Yang penting duit kita berkah, Gan. Selamet di dunia, selamet di akherat. Sedikit cerita, sebaiknya kalo PNS emang punya kerja sampingan (asal halal dan tidak melanggar peraturan).

Agan/aganwati yang ngasih saran bagus :
Quote:
Originally Posted by ibot75
Saran ane sih emang lebih baik jangan mendekati kemaksiatan (korupsi), habis ngeri, ga kuat iman, nyawa taruhannya serta siksaan seumur dunia dan akhirat. mending dagang gan, terlihat dengan jelas mana halal dan haramnya, lha kalo kerja jadi PNS kan susah, kalo gaji emang jelas itu halal, lha kalo ujug2 ada uang ini, uang itu, lha itukan ga jelas halal-haramnya. emang PNS itu ngeri, ama temen sekantor aja tega ngambil hak-haknya, apalagi ama kita2 ini rakyat kecil yang dibawah, waduh mumet mas mikirinya, ngejar harga ga seberapa lama, ngejar neraka terasa begitu dekat.

Cukup menjadi bahan perenungan untuk kita semua...
***
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai aparatur pemerintah merupakan figur yang seharusnya menjadi pengayom dan pelayan bagi masyarakat, mestilah bersifat jujur, disiplin, dan profesional dalam menjalankan amanah bangsa dan negara.
Berbagai anggapan, baik positif maupun negatif dari masyarakat terhadap eksistensi PNS. Sisi Positifnya, PNS disuguhkan bermacam jaminan kemudahan dan fasilitas mulai dari tunjangan keluarga, jaminan kesehatan sampai jaminan hari tua (pensiun). Sedangkan sisi negatifnya, anggapan bahwa PNS sering diindentikkan dengan aparat pemerintah yang seringkali tidak disiplin, sulit bersikap jujur, dan anggapan negatif lainnya (tidak lain dikembalikan kepada pribadi masing-masing).

Bagi PNS yang memahami makna permasalahan di atas selayaknya menjadikan anggapan-anggapan masyarakat tersebut sebagai motivasi untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta menjadikannya bahan introspeksi diri agar tidak larut dan lupa diri bahwa kita adalah bagian dari masyarakat itu sendiri. Istiqomah di jalan kebenaran menjadi solusi bagi PNS agar tetap berada pada rel kehidupan sebagai abdi negara dan hamba Allah.
Mempertahankan pendirian untuk selalu benar memang tidaklah mudah dan perlu perjuangan. Yang perlu dipahami adalah firman Allah Ta’ala : “Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyrah : 6). Kemudahan demi kemudahan akan kita rasakan manakala kita berpegang teguh kepada tali agama Allah (Al-Qur’an dan As-Sunnah). Dan yang perlu kita yakini bahwa firman Allah : “… Sekiranya Allah mengendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu ummat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebaikan. …” (QS. Al-Maaidah : 48). Dalam hidup ini kita dihadapkan sebuah pilihan, “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan.” (QS. Asy-Syams : 8), namun pilihan tersebut akan dapat dihadapi dengan kepekaan jiwa kita dalam mensikapi segala ujian yang telah diberikan Allah kepada kita.
Marilah kita azzamkan dalam diri bahwa kita harus menjadi PNS yang amanah dalam menjalankan tugas. Semoga kita tergolong ke dalam orang-orang yang mulia di sisi Allah Ta’ala sehingga janji Allah berupa kenikmatan surgawi ([P]enghuni [N]eng [S]urga) akan kita dapatkan sebagai balasan atas segala amal ibadah kita dalam naungan kasih dan sayang-Nya yang tiada tergantikan selamanya.
Amiin.
Wallahu a’lam bish Shawwab.

Masih di Jakarta, 120111
Aisya Avicenna

Tuesday, January 11, 2011

Inginku Kau Tahu

Tuesday, January 11, 2011 1 Comments

melodi perjalanan

Inginku kau tahu
Kau tak datang begitu saja
Kau hadir atas kehendak dari-Nya
Jauh sebelum aku menyapa dunia
Sudah ada namamu di buku catatan-Nya

Dugamu aku tak melihat harta?
Inginku kau tahu, aku pun menilainya
Bukan pada banyaknya, tetapi pada jalan apa engkau mengusahakannya
Pada sebijak apa engkau membelanjakannya,
Pada sebaik apa engkau laksanakan tanggung jawab dalam meraihnya

Sangkamu aku tak memandang kedudukan?
Inginku kau tahu, aku tentu melihatnya
Bukan pada ketinggiannya, tetapi pada kemaslahatanmu bagi umat
Pada bagaimana kau menjadi contoh kebaikan
Pada bagaimana perilakumu mengilhamkan ukhuwwah dan kedamaian…

Pikirmu aku tak melihat silsilah keluarga?
Inginku kau tahu, aku pun akan melihatnya
Bukan pada kedudukan keluargamu yang terhormat
Tapi pada rasa hormatmu akan kedudukan mereka
Mereka yang telah membuatmu seperti kini adanya

Sangkamu aku tak pandang indah rupa?
Inginku kau tahu, tentu aku juga menimbangnya
Bukan pada indah perwujudannya, tetapi pada kilau cahaya wudhu yang terpancar darinya
Pada secerah apa ia ketika bertabur tindakan mulia
Pada semuram apa ia ketika tiada sadar terjejak lalai jiwa raga…

Dan jika kurangkum semua
Dari segala yang kutatap lewat senyap
Inginku kau tahu, ku hanya ingin mencari penggambaran akhlakmu
Untuk kemudian kurangkum doa pengharapan dalam diam
Atas seorang imam
Bagi dunia dan akhiratku…

Rabbi habli zaujan shalehan...
Aamiin Ya Rabbal ‘alamiin...

Referensi : sebuah tulisan berjudul “Untuk Kau Tahu” dari dakwatuna.com
Dalam rintik hujan yang menyapa pagi ibukota,
REDZone, 11012011_05:22
Aisya Avicenna

Monday, January 10, 2011

Doa Seorang Penulis

Monday, January 10, 2011 0 Comments
Tuhan, aku harap kau punya waktu beberapa menit untukku. Aku punya beberapa permohonan pada-Mu.

Pada dasarnya, Tuhan, aku mohon bantuan-Mu agar aku dapat menjadi seorang penulis yang baik. Sebagai awal, bantu aku agar tidak terus-menerus membandingkan diriku dengan penulis-penulis lain. Aku bisa hancur kalau terus-menerus melakukan hal seperti ini: Aku adalah penulis yang lebih baik dari si Alan, lalu kenapa aku tak bisa sukses seperti dia? Kenapa tulisan-tulisanku tak bisa diangkat ke layar kaca? Kenapa si Barry yang mendapat perhatian lebih dari penerbit, dan bukan aku? Apa sih hebatnya si Carol sehingga bisa-bisanya dia mendapat ulasan sampai dua halaman di majalah New Yorker? Setiap kali aku memutar tv, yang muncul malah wajah si Dan di setiap talk show. Apa sih yang bikin dia spesial? Aku juga menulis cerita yang sama seperti mereka, tapi kenapa sih tulisanku bolak-balik ditolak penerbit?

Di sisi lain, aku takkan mungkin menjadi penulis seperti Frank yang bisa memakai pengalaman pribadinya dalam tulisan-tulisannya dengan begitu jujur. Dan si Gloria, dia punya ketajaman mata seorang seniman. Kalimat-kalimatnya begitu deskriptif dan nyata sehingga aku sadar akan keterbatasanku. Si Howard juga, dia sangat pro, tulisan yang kurampungkan sebulan penuh, cuma diselesaikannya dalam sehari dan dengan santai pula. Tuhan, bantu aku untuk tidak memikirkan kompetisi dengan penulis lain. Kesuksesan mereka tidak ada hubungannya dengan diriku. Kami punya cerita masing-masing. Kami punya gaya penulisan masing-masing. Kami memiliki karir masing-masing. Semakin sering aku membanding-bandingkan diriku dengan penulis lain, semakin sedikit energi yang bisa kupakai untuk menghasilkan karya tulis yang baik. Akhirnya aku cuma mengeluh akan kemampuan dan tulisan-tulisanku, dan hal ini hanya akan menghancurkan diriku sendiri.

Flannery O’Conner bilang bahwa setiap orang yang berhasil melewati masa kecilnya memiliki bahan untuk menulis sepanjang hidupnya. Aku percaya akan hal ini, Tuhan. Aku percaya bahwa setiap insan yang memiliki hasrat menulis fiksi, di dalam dirinya masing-masing tertanam kisah-kisah yang tidak akan pernah habis untuk dituliskan.

Bantu aku, Tuhan, untuk selalu jujur setiap duduk di depan laptop-ku. Bukan…bukan maksudku aku harus menulis non-fiksi. Fiksi adalah sederet kebohongan. Tapi biarlah fiksi-ku memiliki kebenarannya sendiri.

Saat karakter tokoh dalam tulisanku berbicara, bantu aku untuk mendengarnya dan menuliskan apa yang kudengar itu. Biarkan aku menggambarkannya, bukan dengan kalimat yang kukutip dari buku-buku lain, tapi dari apa yang ada di benakku. Tolong Tuhan, jangan biarkan aku menyepelekan pembacaku. Terkadang, hal ini justu menjadi godaan bagiku. Jika aku tak bisa menulis novel remaja tanpa menggurui, lebih baik aku tak menulis novel jenis ini. Jika aku anggap kisah gothik, misteri, dan koboi adalah sampah dan pembacanya adalah idiot, maka aku tak akan menghasilkan suatu tulisan yang baik dan mendapat kepuasan dari tulisan seperti ini. Biarlah aku menulis sesuatu yang kuhargai, dan biarlah aku menghargai orang-orang yang nantinya akan menjadi pembacaku.

Tuhan, biarlah sebuah kamus selalu berada di dekat-dekatku. Saat aku tidak yakin akan penulisan sebuah kata, aku akan membuka kamus. Begitu pun jika aku tak yakin akan arti sebuah kata, bantu aku agar tidak malas membuka kamus. Memeriksa penulisan dan definisi sebuah kata membutuhkan kerendahan hati, Tuhan. Kerendahan hati membuatku terjaga. Saat kerendahan hatiku dalam kondisi yang baik, setiap kesuksesan dan kegagalan yang datang akan lebih gampang kuterima. Aku dapat menyadari bahwa tulisanku tak akan pernah sempurna, dan kesempurnaan bukanlah tujuan utamaku. Yang bisa kulakukan adalah menulis sebaik mungkin.

Aku bisa begitu keras terhadap diriku sendiri, Tuhan. Jika aku menghasilkan tulisan 5 halaman setiap hari, lalu aku berkata pada diriku bahwa aku bisa menambahkannya hingga mencapi 6, 8, atau 10 halaman. Jika aku menulis suatu peristiwa tanpa mencari elemen utamanya, aku menuduh diriku sebagai orang yang ceroboh; jika aku melakukan riset, aku menyalahkan diriku telah membuang waktu yang bisa kupakai untuk merampungkan naskahku. Jika aku menulis ulang, aku menyebutnya percuma—cuma buang waktu. Jika aku tidak menulis ulang aku menyebut diriku pemalas. Penyiksaan diri semacam ini tidak produktif. Beri aku, Tuhan, keberanian untuk melalui hidupku tanpa hal-hal itu.

Bantu aku, Tuhan, untuk menjadi penulis yang bertumbuh. Ada banyak kesempatan untuk mencapai hal ini, untuk memperoleh keahlian dan pengetahuan dengan berlatih dan membuka mataku lebar-lebar. Setiap buku yang kubaca akan memberikan sebuah pelajaran jika aku mau menerimanya dengan lapang dada. Jika aku membaca tulisan yang lebih baik dari karyaku, biarlah aku dapat belajar darinya. Jika aku membaca karya tulis yang begitu buruk, baiklah aku belajar dari kekurangannya. Berikan aku keberanian untuk mengambil resiko. Ada satu titik di masa awal karir kepenulisanku, dimana aku menghasilkan tulisan tak bermutu, tulisan yang tak menantangku, tulisan yang tak lagi dapat kuhargai, tulisan yang tak lagi dapat membuatku bertumbuh. Aku melakukannya karena rasa takut. Aku takut mengambil resiko, baik secara ekonomi dan artistik, aku takut menghasilkan tulisan yang tidak akan diterbitkan. Aku hanya dapat bertumbuh jika aku rela mengembangkan diriku, mengambil resiko. Terkadang aku gagal, tentu saja, tapi bantu aku untuk selalu ingat bahwa aku selalu dapat belajar dari kegagalan itu, yang akan memberikan keuntungan bagiku dalam jangka panjang. Dan jika aku mengambil resiko dan ternyata gagal lagi, biarlah aku tetap ingat agar pada akhirnya memoriku dapat meringankan rasa sakit akan kegagalan itu.

Bantu aku untuk membuka diri pada pengalaman, Tuhan. Ada saatnya Tuhan, kala sebutir pil hijau di pagi hari bisa meningkatkan energi dan semangat menulisku. Tapi kemudian aku sadar bahwa aku hanya meminjam energiku untuk esok hari, sehingga tengaku terkuras habis. Ada kalanya juga, saat pil-pil dan minuman berenergi itu menyempitkan pandanganku seperti seekor kuda yang ditutup matanya. Aku pikir aku membutuhkan hal itu untuk menulis, Tuhan, tapi kemudian aku sadar bahwa aku dapat menulis lebih baik tanpa bantuan benda-benda itu.

Beritau aku juga, kapan tanggung jawabku sebagai penulis berawal dan berakhir. Bantu aku untuk berkonsentrasi pada segala hal dalam karirku yang dapat kukendalikan dan melepaskan hal-hal yang berada di luar kendaliku. Setelah aku mengirimkan naskahku pada penerbit, biarlah aku melupakannya hingga naskah itu sampai pada tujuannya. Mampukan aku untuk mengambil langkah sepantasnya, Tuhan, tanpa harus menghabiskan energiku untuk mencemaskan nasib naskahku. Tugas utamaku adalah menulis. Tugas keduaku adalah menawarkan tulisanku. Apa yang terjadi setelah itu adalah urusan orang lain. Jangan biarkan aku lupa, Tuhan, bahwa penerimaan dan penolakan bukanlah segalanya. Imbalan utama dari setiap kerja seni adalah pekerjaan itu sendiri. Sukses ada dalam setiap proses, bukan dalam hasilnya. Jika aku menulis dengan baik, aku adalah seorang yang sukses. Kemakmuran dan ketenaran mungkin saja menyenangkan tapi bukan menjadi hal utama. Biarkan aku merasakan penolakan sebagai sebuah proses untuk mendapatkan pengakuan. Biarkan aku menerima kebuntuan sebagai sebuah proses kreatif. Pada akhirnya, Tuhan, bantu aku untuk dapat menerima hal-hal di luar kendaliku. Dan bantu aku untuk senantiasa mengucap syukur, Tuhan, bahwa aku adalah seorang penulis, bahwa aku melakukan pekerjaan yang begitu kucintai, dan aku tak membutuhkan ijin siapa pun untuk melakukannya. Terima kasih untuk semuanya. Dan terima kasih telah mendengarkanku.


[share from Ernita Die tj's note "Doa Seorang Penulis")

Sunday, January 09, 2011

MUSLIMAH VS CINDERELLA

Sunday, January 09, 2011 0 Comments

“Rapunzel... lay down your hair!” Ibu tiri Rapunzel memanggil sang putri raja cantik jelita yang dalam kisah film kartun Rapunzel, digambarkan sebagai tokoh berwajah cantik jelita, memiliki tubuh dan wajah yang memesona serta bergelar putri raja, begitu memukau!

Tokoh-tokoh film kartun yang digemari anak-anak perempuan dari dulu hingga sekarang selalu menggambarkan wanita cantik yang lemah gemulai, lembut dan rupawan, cerdas dan cantik, yang menemukan cinta sejati yakni satu-satunya pria gagah yang menolong sang putri dari kutukan ataupun nasib buruk lainnya dengan mencium lembut bibir sang putri yang digambarkan sebagian awalan dari cinta kasih yang suci dan sejati.

Padahal ciuman pertama yang diperoleh sang putri dari bibir pemuda yang baru dikenalnya jelas adalah bentuk perzinaan karena dilakukan dengan orang lain yang bukan mahramnya. Namun di dalam kisah film anak-anak, hal tersebut digambarkan sebagai cinta sejati.

Kisah romantika percintaan seorang putri dengan pangeran yang paling terkenal adalah kisah Cinderella yang kehilangan sepatu kaca dan akhirnya bertemu seorang pangeran yang tampan rupawan. Kisah berakhir happily ever after, akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia selamanya. Kaum wanita dari kecil dininabobokan kisah percintaan seperti itu.

Gambaran tokoh film kartun Cinderella, Snow White, Rapunzel dan film-film kartun lainnya sungguh sangat meninabobokan kaum wanita yang telah diprogram sejak kecil. Hal yang digambarkan adalah sebuah kisah percintaan yang sangat romantis dimana sang putri adalah pihak lemah yang menunggu datangnya seorang pangeran yang menyuguhkan cinta sejati dan hidup bahagia selamanya.

Fenomena yang ada sekarang sangat banyak saudari-saudari kita yang dilalaikan dengan kisah-kisah romansa percintaan yahudi, yang kemudian berkembang dengan kisah-kisah percintaan di sinetron, dan terakhir romansa percintaan film-film korea yang sangat digandrungi zaman sekarang.

Wahai muslimah, sejauh mana kisah shahabiyah mendarah daging dalam hidup kita? Apakah kita masih ingat perjuangan Bunda Khadijah di awal-awal dakwah Islam atau malah sangat hafal dengan kisah Princess Hour? Dengan mempelajari kisah shahabiyah, kaum muslimah akan memiliki contoh bagaimana kehidupan (salah satunya pernikahan) yang akan dilaluinya nanti bisa dilakukan secara islami, tidak hanya sekedar happily ever after (hidup bahagia selamanya), yang penuh khayal dan membuat tidak siap dan sangat terkejut ketika menemukan kenyataan yang sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari (termasuk kehidupan berumah tangga).

Oleh karena itu, mari membaca dan merenungkan kembali kisah-kisah shahabiyah yang sangat luar biasa itu. Mereka adalah sebaik-bak teladan bagi kita, para muslimah.

Jakarta, 9 Januari 2011_14:46
Aisya Avicenna

NORMA 2010-2015

Sunday, January 09, 2011 0 Comments
2010 : MANDIRI, BERKARYA DALAM KREATIVITAS TANPA BATAS!!!

2011 : MEMBANGUN ISTANA HARAPAN DALAM UNTAIAN KISAH PENUH MAKNA [MISI : A.M.A.N.A.H]

2012 : FIGHTING SPIRIT = WUJUDKAN CITA MULIA DAN KELUARGA ROBBANI TUK MERAIH RIDHO-NYA

2013 : CAHAYA-NYA BERKILAU DI SETIAP EPISODE = PENDAR INDAH KELUARGA QUR'ANI

2014 : PRIBADI KONSTRUKTIF SEBAGAI ARSITEK PERADABAN BERBEKAL INTELEKTUALITAS, PROFESIONALITAS dan KREDIBILITAS [IPK]

2015 : MENCETAK SEJARAH DENGAN GORESAN TINTA EMAS PERJUANGAN