SELASA PAGI, MENGINGAT “MATI”
Keisya Avicenna
Wednesday, March 23, 2011
0 Comments
Sepotong pagi yang tenang. Tetesan embun masih setia basahi dedaunan. Aku pun masih menanti semburat sinar nan megah dari sang mentari tuk hangatkan bumi.
Alhamdulillah, Selasa pagi yang istimewa. Setiap hari yang berganti harus senantiasa menjadi episode untuk mensyukuri cinta-Nya. Menjadi hamba yang semakin bertaqwa.
Seperti Selasa-Selasa sebelumnya, jam 6 pagi aku dah rapi. Biasanya tanpa sarapan aku langsung berangkat ke PPQ Al Mahir yang berlokasi di daerah Colomadu. Dan sarapannya di daerah dekat SMK Penerbangan. Tapi ntah kenapa pagi ini nuraniku mengajak bahkan ‘sedikit memaksa’ untuk sarapan dulu sebelum berangkat. Biasanya jam 06.30 aku dah keluar dari kost. Karena hanya NUSA B yang langsung lewat daerah itu tanpa perlu oper dua kali. Dan Nusa B jumlahnya bisa dihitung jari, timing lewatnya cukup lama, perjalanan menuju lokasi pun bisa memakan waktu lebih dari setengah jam. Tapi sekali lagi, kata hatiku “memaksa” harus sarapan dulu sebelum berangkat. Yasudah, aku menunggu “bu dhahar” –panggilan khas untuk seorang ibu yang setiap hari berkeliling menjajakan sarapan-, beli sarapan, menikmatinya, sholat Dhuha sekalian dan baru keluar kost sekitar jam 7. Dalam hati aku berdoa, semoga tidak telat dan sampai di Al Mahir tepat waktu.
Bismillah, menikmati setiap jejak perjalanan. Kadang sambil baca buku, liat info-info di FB, ‘nguping nasyid’, atau muroja’ah. Pokoknya setiap detik harus full manfaat. Tak perlu menunggu lama di Sekarpace, NUSA B lewat. Alhamdulillah, masih ada tempat duduk. Biasanya kalau bareng anak-anak sekolah NUSA itu penuh.
Sesampai di Pasar Nangka, setelah palangan rel kereta api terjadi kemacetan yang cukup panjang. Selidik punya selidik ternyata terjadi sebuah kecelakaan yang menimpa NUSA B. NUSA yang biasa kunaiki tiap hari Selasa-Selasa sebelumnya. Jalan di daerah Pasar Nangka yang biasanya merupakan jalur lambat, mendadak berubah padat. Terlihat polisi yang sibuk di TKP. Posisi NUSA B sampai serong ke arah kanan. Aku nebak pasti sang sopir berusaha menghindari kecelakaan dan banting stir ke kanan. Waktu NUSA yang kunaiki melewati samping TKP, terlihat sesosok tubuh korban yang masih terjepit di bagian bawah NUSA. Di dekat TKP, ada seonggok sepeda motor yang ringsek dan tak berbentuk layaknya sepeda motor lagi. Innalillahi wa innailaihi raji’un. Ketika belok menuju Jalan Adi Sucipto, banyak penumpang operan dari NUSA yang mengalami kecelakaan tadi. Mendadak NUSA yang kunaiki menjadi riuh. Banyak yang bercerita alur kejadian peristiwa naas tadi. Dan aku mendengarkannya dengan seksama. Ada yang bilang, kalau korban meninggal seketika. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosanya.
Ya Rabb…Engkau adalah sebaik-baik pelindung. Hm, tatkala hati nurani bicara…dan kembali aku mengingat suatu episode yang pasti akan menimpaku juga suatu saat nanti. Sebuah pengingatan untuk senantiasa DZIKRUL MAUT!!!
***
ALLAH beri semua makhluk di dunia ini 24 jam sehari, tiadalah seorangpun yang mendapat kurang atau lebih barang sesaatpun.
1/3 umur kita hilang karena masa kecil dan mencari ilmu.
1/3 lagi sibuk untuk kerja, menikah, berumah tangga.
1/3 lagi sibuk karena banyaknya harta dan hari tua.
ALLAH juga memberi kita peluang untuk menggunakan masa yang ada untuk dimanfaatkan dengan sebaik mungkin…
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah suatu hari menasihati para sahabatnya, di antaranya beliau berkata : “Jika kalian melewati kuburan, panggilah mereka jika engkau bisa memanggil. Lihatlah, betapa berdempetnya rumah-rumah mereka. Tanyakanlah kepada orang-orang kaya dari mereka, masih tersisakah kekayaan mereka? Tanyakan pula kepada orang-orang miskin di antara mereka, masih tersisakah kemiskinan mereka? Tanyakanlah tentang lisan-lisan yang dengannya mereka berbicara, sepasang mata yang dengannya mereka melihat indahnya pemandangan. Tanyakanlah pula tentang kulit-kulit lembut dan wajah-wajah yang cantik jelita, apa yang diperbuat ulat-ulat di kain kafan mereka? Lisan-lisan itu telah hancur, wajah-wajah yang cantik jelita itu telah dirobek-robek ulat, anggota badan mereka terpisah berserakan. Karena itu, wahai orang yang tak lama lagi akan tinggal di kuburan… Mengapa terpedaya dengan dunia??? Renungkanlah orang-orang yang telah pergi meninggalkan kita. Sungguh mereka amat berharap untuk bisa kembali ke dunia agar bisa menghimpun amal sebanyak-banyaknya. Tetapi itu semua tidak mungkin terjadi karena mereka telah dikuburkan”
Bilakah ajal kan menjalang, jemput rindu-rindu syahid yang penuh KENIKMATAN…
[Keisya Avicenna, 22 Maret 2011. Setiap detik tuk siapkan “perbekalan”]
Alhamdulillah, Selasa pagi yang istimewa. Setiap hari yang berganti harus senantiasa menjadi episode untuk mensyukuri cinta-Nya. Menjadi hamba yang semakin bertaqwa.
Seperti Selasa-Selasa sebelumnya, jam 6 pagi aku dah rapi. Biasanya tanpa sarapan aku langsung berangkat ke PPQ Al Mahir yang berlokasi di daerah Colomadu. Dan sarapannya di daerah dekat SMK Penerbangan. Tapi ntah kenapa pagi ini nuraniku mengajak bahkan ‘sedikit memaksa’ untuk sarapan dulu sebelum berangkat. Biasanya jam 06.30 aku dah keluar dari kost. Karena hanya NUSA B yang langsung lewat daerah itu tanpa perlu oper dua kali. Dan Nusa B jumlahnya bisa dihitung jari, timing lewatnya cukup lama, perjalanan menuju lokasi pun bisa memakan waktu lebih dari setengah jam. Tapi sekali lagi, kata hatiku “memaksa” harus sarapan dulu sebelum berangkat. Yasudah, aku menunggu “bu dhahar” –panggilan khas untuk seorang ibu yang setiap hari berkeliling menjajakan sarapan-, beli sarapan, menikmatinya, sholat Dhuha sekalian dan baru keluar kost sekitar jam 7. Dalam hati aku berdoa, semoga tidak telat dan sampai di Al Mahir tepat waktu.
Bismillah, menikmati setiap jejak perjalanan. Kadang sambil baca buku, liat info-info di FB, ‘nguping nasyid’, atau muroja’ah. Pokoknya setiap detik harus full manfaat. Tak perlu menunggu lama di Sekarpace, NUSA B lewat. Alhamdulillah, masih ada tempat duduk. Biasanya kalau bareng anak-anak sekolah NUSA itu penuh.
Sesampai di Pasar Nangka, setelah palangan rel kereta api terjadi kemacetan yang cukup panjang. Selidik punya selidik ternyata terjadi sebuah kecelakaan yang menimpa NUSA B. NUSA yang biasa kunaiki tiap hari Selasa-Selasa sebelumnya. Jalan di daerah Pasar Nangka yang biasanya merupakan jalur lambat, mendadak berubah padat. Terlihat polisi yang sibuk di TKP. Posisi NUSA B sampai serong ke arah kanan. Aku nebak pasti sang sopir berusaha menghindari kecelakaan dan banting stir ke kanan. Waktu NUSA yang kunaiki melewati samping TKP, terlihat sesosok tubuh korban yang masih terjepit di bagian bawah NUSA. Di dekat TKP, ada seonggok sepeda motor yang ringsek dan tak berbentuk layaknya sepeda motor lagi. Innalillahi wa innailaihi raji’un. Ketika belok menuju Jalan Adi Sucipto, banyak penumpang operan dari NUSA yang mengalami kecelakaan tadi. Mendadak NUSA yang kunaiki menjadi riuh. Banyak yang bercerita alur kejadian peristiwa naas tadi. Dan aku mendengarkannya dengan seksama. Ada yang bilang, kalau korban meninggal seketika. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosanya.
Ya Rabb…Engkau adalah sebaik-baik pelindung. Hm, tatkala hati nurani bicara…dan kembali aku mengingat suatu episode yang pasti akan menimpaku juga suatu saat nanti. Sebuah pengingatan untuk senantiasa DZIKRUL MAUT!!!
***
ALLAH beri semua makhluk di dunia ini 24 jam sehari, tiadalah seorangpun yang mendapat kurang atau lebih barang sesaatpun.
1/3 umur kita hilang karena masa kecil dan mencari ilmu.
1/3 lagi sibuk untuk kerja, menikah, berumah tangga.
1/3 lagi sibuk karena banyaknya harta dan hari tua.
ALLAH juga memberi kita peluang untuk menggunakan masa yang ada untuk dimanfaatkan dengan sebaik mungkin…
Umar bin Abdul Aziz rahimahullah suatu hari menasihati para sahabatnya, di antaranya beliau berkata : “Jika kalian melewati kuburan, panggilah mereka jika engkau bisa memanggil. Lihatlah, betapa berdempetnya rumah-rumah mereka. Tanyakanlah kepada orang-orang kaya dari mereka, masih tersisakah kekayaan mereka? Tanyakan pula kepada orang-orang miskin di antara mereka, masih tersisakah kemiskinan mereka? Tanyakanlah tentang lisan-lisan yang dengannya mereka berbicara, sepasang mata yang dengannya mereka melihat indahnya pemandangan. Tanyakanlah pula tentang kulit-kulit lembut dan wajah-wajah yang cantik jelita, apa yang diperbuat ulat-ulat di kain kafan mereka? Lisan-lisan itu telah hancur, wajah-wajah yang cantik jelita itu telah dirobek-robek ulat, anggota badan mereka terpisah berserakan. Karena itu, wahai orang yang tak lama lagi akan tinggal di kuburan… Mengapa terpedaya dengan dunia??? Renungkanlah orang-orang yang telah pergi meninggalkan kita. Sungguh mereka amat berharap untuk bisa kembali ke dunia agar bisa menghimpun amal sebanyak-banyaknya. Tetapi itu semua tidak mungkin terjadi karena mereka telah dikuburkan”
Bilakah ajal kan menjalang, jemput rindu-rindu syahid yang penuh KENIKMATAN…
[Keisya Avicenna, 22 Maret 2011. Setiap detik tuk siapkan “perbekalan”]