Jejak Karya

Jejak Karya

Thursday, April 07, 2011

Catatan Aisya [6] : We are The Champions

Thursday, April 07, 2011 1 Comments

Beberapa hari yang lalu, saat sedang merapikan berkas-berkas pribadi, aku menemukan selembar kertas yang membuatku tersenyum. Aku baca di pojok kanan bawah kertas itu bertuliskan “Kebun Raya Bogor, 16 Maret 2010 jam 11.00, Diklat Prajab Golongan III Angkatan II.” Inilah semua tulisan di kertas itu.



ETIKA SURYANDARI.

Menurut kamu, saya bagaimana?

- Pintar

- Imajinasi kreatif

- Inovatif

- Pintar

- Rajin

- Kalem

- Diem

- Kreatif

- Smart

- Jelek

- Pinter

- Kreatif

- Pinter

- Gak tau

- Religius

- Beretika sekali

- Matematika banget

- Sopan

- Tekun

- Soleha

- Pinter

- Pinter

- Pinter banget

- Pintar dan wawasannya luas

- Pinter, banyak wawasan

- Matematik banget



Sekitar 24 orang memberikan penilaian tentangku setelah beberapa hari kami bergabung dalam rangkaian kegiatan Diklat Prajab Golongan III Angkatan II di Pusdiklat Kementerian Perdagangan, Sawangan Depok. Harusnya semua berjumlah 33 orang. Akan tetapi, beberapa dari kami tidak bisa mengikuti acara refreshing ke Kebun Raya Bogor hari itu. Masih teringat jelas, Mas Hiras cengar-cengir gara-gara semua teman ia tulis “jelek”. Dasar!!! ^^v. Terus Mas Ramiaji, Mas Rendi, dan Mas Billy yang juga jadi sasaran olokan teman-teman waktu kita duduk melingkar beralas koran saat itu. Sebelum acara sarasehan tersebut, kami sempat berkompetisi dalam dua lomba yang sudah disiapkan Mas Bowo dan Mas Ramiaji selaku sie acara. Kedua lomba itu adalah memindahkan karet gelang secara berantai dengan menggunakan sedotan di mulut dan lomba menyeberang cepat dengan menggunakan dua lembar koran. Setelah dari Kebun Raya Bogor, kami mampir ke pabrik tas khas Bogor di Tajur.

Sekedar menyegarkan memori kembali ke masa setahun yang lalu. Aku mencoba menuliskan kembali jadwal diklat kami. Hmm, semacam catatan harian waktu itu. Setiap hari kami harus mengenakan seragam putih-hitam pada hari Senin sampai Kamis dan batik pada hari Jumat. Kami juga harus membuat resume setiap selesai mendapatkan materi. Kadang dikerjakan sampai malam, sering juga dikerjakan saat pelajaran tengah berlangsung ^^v. Semuanya mendapatkan kesempatan untuk maju di depan kelas, mempresentasikan resumenya.

Senin, 8 Maret 2010

Setelah semalam sebelumnya kami check-in di Pusdiklat, pagi ini kami harus menghadapi placement test bahasa Inggris. Setelah 1 jam berlangsung, kami istirahat sejenak di ruang makan, kemudian dilanjutkan dengan pengarahan program dan pengarahan akademis yang dipandu oleh Bapak Ridwan Rajab dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. Jam 12.00-13.00 kami mendapat materi tentang Kesehatan Mental dari Bapak Junaidy. Sore harinya adalah sesi yang paling aku suka, yakni materi motivasi “Soft Competency” yang disampaikan Bu Tammy Utanty. Meski waktu itu aku duduk paling pojok, tapi aku sangat tertarik dan bersemangat mengikuti materi ini.



Selasa, 9 Maret 2010

Hari kedua ini kami mengenakan pakaian olahraga. Materi hari ini adalah tentang dinamika kelompok. Kami nge-game dengan dipandu Bu Siti Yamtinah dan Bu Wah, seru! Kita juga diberi lembar isian bergambar bintang dan di kelima sudut bintangnya kami diminta menulis : dua tokoh idola, dua keberhasilan, dua kegagalan, tiga kata yang menggambarkan diri, dan dua cita-cita. Masih ingatkan kawan apa yang kalian tulis? (Hmm, kalau aku masih inget karena masih kusimpan ^^v).


Rabu, 10 Maret 2010

Materi ketiga sudah cukup berbobot, yakni “Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan NKRI” yang dipandu oleh Bapak Remedy Silalahi.



Kamis, 11 Maret 2010

Pagi buta kami berhadapan dengan salah satu anggota POLRI. Hmm, hari ini kami akan latihan baris-berbaris. Aku lupa siapa nama instrukturnya (ada yang masih ingat???). Setelah makan pagi, kami mendapat materi tentang “Budaya Kerja Organisasi Pemerintah” dengan pemateri Ibu Haryati Hudayah. Sorenya kami mendapat materi Bahasa Inggris dari Bapak Syarifuddin Nurdin.



Jumat, 12 Maret 2010

Setelah senam dengan instruktur yang autis (menjiplak kata-kata Bowo, karena sang instruktur gerakannya cepet banget), kami sarapan. Kemudian mendapatkan materi “Etika Organisasi Pemerintah” dari Bapak Arifin Heru Sasongko. Kalau biasanya kami selesai pukul 17.00, hari ini ada yang special karena setelah Maghrib, Pak Sekjen akan datang. Pada kesempatan ini Pak Sekjen banyak memberi kami motivasi dalam meniti karir di Kementerian Perdagangan kelak. Kami diminta menuliskan impian-impian kami kelak. Jadi ingat saat Mas Ivan bilang kalau ia ingin menjadi Sekjen kelak. Aamiin... ^^v



Sabtu, 13 Maret 2010

Setelah mendapat pelatihan baris-berbaris, kami mendapatkan materi “Wawasan Kebangsaan dalam Kerangka NKRI” oleh Bapak Mudjadid Dulwathan. Sorenya dapat materi bahasa Inggris lagi.



Senin, 15 Maret 2010

Hari ini Pak Dulimin membersamai kami dalam materi “Manajemen Kepegawaian Negara” dan sorenya baru materi bahasa Inggris.



Selasa, 16 Maret 2010

Hari ini tanggal merah. Kami sepakat untuk liburan ke Bogor tepatnya di Kebun Raya Bogor. Seru juga. Hmm, kisahnya panjang kalau diceritakan, sebagian sudah aku ceritakan di atas. Pokoknya hari ini kami bahagiaaaaaa banget!



Rabu, 17 maret 2010

Hari ini kami mendapat materi tentang “Manajemen Perkantoran Modern” oleh Ibu Susilawati Sukmadji dan Ibu Amah Suryamah.



Kamis, 18 Maret 2010

Ehem! Pada aksi baris-berbaris hari ini aku berkesempatan menjadi komandan pleton (danton) euy! Siaaaaap graak!!! Hehe...

Hari ini di kelas kami dapat materi “Komunikasi yang Efektif” dari Bapak Hendriana. Sorenya baru dapat materi bahasa Inggris.



Jumat, 19 Maret 2010

Setelah senam pagi dan sarapan, kami masuk kelas dan menerima materi “Membangun Kerjasama Tim” bersama Ibu Siti Yamtinah dan Ibu Amah Suryamah. Kedua ibu yang sangat bersemangat ini cukup menarik dalam menyampaikan materi.



Sabtu, 20 Maret 2010

Hari ini adalah hari terakhir kami mendapatkan materi utama dalam Diklat Prajabatan. Materi terakhir yang diberikan adalah “Pelayanan Prima” yang dipandu oleh Ibu Heny Hadiparmono dan Bapak Hadi Adji Susanto.



Senin, 21 Maret 2010

Ahad kemarin kebanyakan dari kami memilih bertahan di asrama karena hari ini pukul 08.00 kami UJIAN! Wah, soalnya studi kasus. Cukup seru sih!

Siangnya kami mendapat materi tentang “ATASE/ITPC Departemen Perdagangan”, dilanjutkan post test bahasa Inggris sore harinya.

Malam harinya kami mengadakan “PROM NIGHT”. Pesta perpisahan. Pada acara malam ini ada pemilihan peserta TER. Jujur, saya lupa siapa saja yang terpilih. Ada yang mau membantu mengingat? Tapi yang tidak terlupa adalah aba-aba dari Mas Sugeng saat jadi komandan di kelas. Hehe... Lucu! Selain itu adalah Mas Meymey yang dinobatkan menjadi maskot angkatan kita. Malam itu kami sharing, nge-game, foto-foto, dll. Super seru pokoknya!





Selasa, 23 Maret 2011

Hari terakhir baris-berbaris dengan POLRI, dilanjutkan evaluasi dari panitia dan acara terakhir adalah penutupan. Pada penutupan ini, kami diminta menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Syukur. Awalnya kami kesulitan mencari dirigen, akhirnya terpilihlah Bowo yang memimpin kami menyanyi. Keren euy! Penutupan disampaikan secara resmi oleh Pak Sekjen Kemendag. Kami mendengarkan dengan hikmat. Aku sempat terkejut waktu Pak Sekjen menyampaikan rumus CHAMPION-ku. Ya, rumus CHAMPION ini memang sempat aku tulis dalam sebuah resume-ku yang dibaca Pak Sekjen. Wah, bahagianya.....



CHAMPION

C = Ciptakan semangat, motivasi, dan etos kerja yang tangguh

H = Hidupkanlah integritas dan profesionalisme dalam diri

A = Atur dan manfaatkan waktu dengan efektif dan efisien

M = Mengabdi sepenuh hati sebagai abdi negara dan abdi masyarakat

P = Pelihara komitmen dan konsistensi pada visi, misi, dan tujuan organisasi

I = Interaksi positif dengan memiliki etika dan norma kepada semua elemen

O = Optimalisasi kerja dengan dedikasi dan loyalitas yang tinggi

N = Niatkan untuk selalu berubah menjadi lebih baik, mulai dari diri sendiri, dari yang terkecil, dan dari saat ini.



Pada akhir acara, terpilihlah tiga peserta terbaik yakni Mas Ramiaji, Mas Imam, dan Mas Usman. Selamat ya! Tapi, semuanya adalah JUARA! WE ARE THE CHAMPIONS! Secara ya kita tuh kompak banget dan kompetisinya juga fair banget. Semua saling menopang. Semua saling bekerja sama. Ahh, luar biasa!!!



I've paid my dues

Time after time

I've done my sentence

But committed no crime

And bad mistakes

I've made a few

and I've had my share of sand

Kicked in my face

But I've come through

And I need to go on and on and on and on


We are the champions - my friends

And we'll keep on fightin' till the end

We are the champions

We are the champions

No time for losers

'Cause we are the champions of the world



I've taken my bows

And my curtain calls

You've brought me fame and fortune

And everything that goes with it

I thank you all

But it's been no bed of roses no pleasure cruise

and I consider it a challenge before the whole human race

That I ain't gonna lose

And I need to go on and on and on and on



We are the champions - my friends

And we'll keep on fightin' till the end

We are the champions

We are the champions

No time for losers

'Cause we are the champions of the world





***

Dan hari ini kawan, kita bersama mengucapkan janji/sumpah PNS. Sekedar mengingatkan isinya :

Demi Allah, saya berjanji

Bahwa saya akan setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara dan Pemerintah

Bahwa saya, akan mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada saya dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab

Bahwa saya, akan senantiasa menjunjung tinggi kehormatan Negara, Pemerintah, dan martabat Pegawai Negeri, serta akan senantiasa mengutamakan kepentingan Negara daripada kepentingan saya sendiri, seorang atau golongan

Bahwa saya, akan memegang rahasia sesuatu yang menurut sifatnya atau menurut perintah harus saya rahasiakan

Bahwa saya, akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan Negara.



***

Semoga janji di atas bukan hanya sekedar janji. Tapi benar-benar terpatri dalam hati dan teraplikasi dalam setiap aktivitas kita. Semoga Allah memberikan kemudahan bagi kita semua. Amin...



Jakarta, 060411_20:42

Aisya Avicenna (alias Etika Suryandari)

writer@www.aisyaavicenna.com

Wednesday, April 06, 2011

Allah Knows

Wednesday, April 06, 2011 0 Comments
Album : Allah Khows
Munsyid : Zain Bhika and Dawud Wharnsby Ali
http://liriknasyid.com

When you feel all alone in this world
And there’s nobody to count your tears
Just remember no matter where you are
Allah knows, Allah knows.

When you’re carrying a monster load
And you wonder how far you can go
With every step on that road you take
Allah knows, Allah knows.

Chorus:
(Cause) No matter what, inside or out
There’s one thing of which there’s no doubt
Allah knows, Allah knows.

And whatever lies in the heavens and the Earth
Every star in this whole universe
Allah knows, Allah knows.

When you find that special someone
Feel your whole life has barely begun
You can walk on the moon shout it to everyone
Allah knows, Allah knows.

When you gaze with love in your eyes
Catch your glimpse of paradise
And you see your child take the first breath of life
Allah knows, Allah knows.

Chorus
When you lose someone close to your heart
See your whole world fall apart
And you try to go on but it seems so hard
Allah knows, Allah knows.

See we all have a path to choose
Through the valleys and hills we go
With the ups and the downs never fret never frown
Allah knows, Allah knows.

Chorus 2x
Every grain of sands in every desert plants
He knows…
Every sheet of palm, every closed hand
He knows…
Every sparkling tear on every eye lash
He knows…
Every thought I had and every word I share
He knows…
Allah knows…

CELOTEH AKSARA [1]: "GORESAN ASA"

Wednesday, April 06, 2011 0 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Thursday, March 31, 2011 at 4:44pm

Melangkah, kepala tengadah..

Menatap angkasa

Mensketsa asa

Mencoba menangkap pesan semesta

Merasakan aura cintadari Sang Maha...

Masih kunanti dalam sendiri

Sebuah kata yg mengisyaratkan nama

Penuh makna

Kamu atau mereka...

Dia atau tak ada...

Menanti sang waktu datang tepati janjinya

Celoteh Aksara [4]: H.I.D.U.P

Wednesday, April 06, 2011 0 Comments
by Norma Keisya Avicenna on Monday, April 4, 2011 at 9:04am

Hidup pada dasarnya seperti menata perjalanan…

Selangkah demi selangkah…

Merangkak…berjalan…kemudian berlari…

Tak jarang suatu saat harus dihadapkan pada rasa lelah….letih….

Harus dihadapkan dengan keras dan beratnya jalan yang dilalui…



Hidup adalah sebuah perjalanan…

Yang akan terus mengembara tanpa henti…

Pengembaraan untuk selalu mencari kemenangan…

Pengembaraan untuk selalu menjadi pemenang!!!

Pengembaraan itu akan terus berlanjut…



Sampai Sang Penguasa waktu memutuskan untuk menghentikan langkah demi langkah kehidupan..!!



Maka…bagi siapa yang tiada sanggup…

Untuk mengawali…lalu mengakhiri perjalanan ini..

Mereka akan hancur lenyap….

Bagai besi rapuh karena tetesan air…

Seperti kayu yang menjadi abu…karena bara…

Celoteh Aksara [5]: WAJAH BARU FLP SOLO RAYA

Wednesday, April 06, 2011 0 Comments
Siang itu angin berhembus tidak seperti biasanya. Serasa membawa pesan-pesan kerinduan bagi jiwa-jiwa yang merindu akan hadirnya nuansa baru. Siang itu menjadi momentum dimana setiap jiwa mencoba mengumpulkan material-material bangunan yang siap ditempa dan ditata untuk membuat pondasi yang kokoh. Tak ada alasan lain kecuali berharap bangunan yang berdiri di atasnya pun tak mudah roboh. Bangunan yang akan menjadi rumah kita bersama, menaungi kita tatkala terik siang sang bagaskara mencoba memanggang, tatkala derasnya sang hujan mencoba goyahkan pertahanan. Rumah tempat kita berbagi dan membagi, rumah yang akan menjadi surga kita di dunia sebagai kawah Candradimuka kita mengawal sebuah misi besar. Misi akhirat. Dakwah bil qolam. Rumah yang bernama FORUM LINGKAR PENA (FLP) SOLO RAYA!

Bertempat di mushola PGSD UNS yang berlokasi di Kerten. Berkumpullah, beberapa insan yang mendapatkan SMS undangan dari ketua FLP Solo Raya yang baru (Mbak Asri Istiqomah). Undangan jam 13.00, Nungma baru sampai di lokasi jam 13.10. Terlambat karena tadi ada agenda dulu dan jarak tempuh ke lokasi dari kost juga cukup memakan waktu. Sempat menangkap 2 sepeda motor yang terparkir di sana. Karisma dan Vega Biru. Wah, berarti Kang Fachmy Casofa dan Mas Aris El Durra sudah datang nih! Mbak Asri datang kemudian, diantar oleh suaminya. Menyusul Mas Ranu Muda, kemudian Mbak Tetra dan Mbak Yatik yang menjadi PJ Konsumsi rapat perdana kita siang itu.

Rapat diawali dengan mukadimah oleh Mas Aris El Durra, kemudian inti agenda langsung dipimpin oleh sang ketua, Mbak Asri. Pembahasan mengenai VISI beliau dan Struktur Kepengurusan FLP Solo Raya periode 2011-2013. Akhirnya, hasil rapat memutuskan susunan pengurus sbb.:

Ketua Umum: Asri Istiqomah
Sekjend: Aris El Durra, yang membawahi 2 divisi yaitu:
• Divisi Administrasi dan Kesekretariatan: Bening
• Divisi Pengembangan Organisasi; Nasri
MenKeu: Norma Ambarwati (siapa ya? xixixi. ^^v)
Ketua Bidang PSDM: Ranu Muda, yang membawahi 3 divisi:
• Divisi Kaderisasi: Tetra Azkia
• Divisi Training Internal: Yatik
• Divisi Training Eksternal: Ungu Lianza
Ketua Bidang HUMAS: Nashita Zain, yang membawahi 2 divisi:
• Divisi Buletin: Erni
• Divisi Jaringan (Networking): Diah Cmut
Ketua Bidang Produksi Karya: Fachmy Casofa

VISI: “Menjadikan FLP sebagai rahim yang melahirkan penulis-penulis muda yang produktif dan berkualitas”.

Suasana yang sangat seru, hangat dan menyenangkan. Diiringi denting melodi air mata langit yang semula perlahan kemudian menderas. Salah satu tanda kebesaran-Nya itu cukup menjadi penyejuk kegersangan jiwa yang mampu merasainya. Diskusi seru bersama Mas Ranu yang menyampaikan berderet-deret harapannya (dahsyat, Mas!), memahamkan Kang Sofa yang pura-pura gak ngeh (apa asli dungdung ya ni orang? Hadeh… menurutmu gimana Yu’? ‘Mut? Hehe). Selalu dengan tampang ngeneznya! Mas Aris El Durra yang penuh semangat menyampaikan pemikiran visionernya, Mbak Yatik dan Mbak Tetra yang tak kalah serunya. Mbak Asri yang selalu penuh semangatmembara dan renyah, serenyah happitos yang menjadi sahabat kita rapat siang itu. Banyak kejadian lucu yang terekam di memori otak ini. Kalau saya tuliskan di sini pasti puanjangg banget….hihihi. dan akhirnya, saya pun menyimpulkan. Sepakat dengan visi yang dilontarkan Mbak Asri dan itu akan menjadi visi kita bersama dalam kinerja keluarga kita ke depan. Hm, FLP= “[F]okus [L]ahirkan [P]enulis”. Ya, ini menjadi cita-cita, mimpi, dan harapan kita bersama. Bismillah…semoga Allah SWT senantiasa meridhoi langkah-langkah perjuangan kita. Amin Ya Rabb.

Adzan Ashar menjadi tanda berakhirnya pertemuan perdana kita hari itu… Sampai bertemu lagi minggu depan! Siapkan pemikiran-pemikiran yang dahsyat untuk persiapan program kerja 2011-2013. SEMANGAT FLP SOLO RAYA!
***
Saatnya beralih ke rapat selanjutnya. Sekarang dengan keluarga FLP Pelangi. Rapat dengan redaktur senior, kepala redaksi dan redaktur utama Majalah EMBUN. Mbak Amrih menjemput Nungma di PGSD. Wah, terima kasih ya Mbak. Dah bawain helm dan mantel juga. So switz, my sista! Berangkat ke warung wedangan Pak Kumis yang berlokasi di dekat Manahan bersama Kang Fachmy Casofa dan Mas Aris El Durra. Hujan masih turun, tapi sudah tidak terlalu deras. Sampai di lokasi, kita langsung milih-milih ‘n order makanan+minuman. Hihi…selalu seru dan banyak kejadian lucu. Mbak Santi, sang sekretaris redaksi akhirnya datang juga. Menikmati makan sore bersama. Wis pokokmen bikin mehehehe…(*ketawagayaotakdiare). Dan kisah Erny yang sangat mengharukan. Heuheuheu…(si bungsu Pelangi).

Semoga kebersamaan kita akan senantiasa menjadi memori yang indah sepanjang masa. Tapi, ingat deadline di setiap pekannya. Hohoho…SEMANGAT!!! Kapan-kapan yang penting jeng-jeng n outbound yukz! ^^v

“Pada akhirnya segala cinta, cita, harapan maupun impian akan tertuju pada satu titik. Membentuk sebuah oase dimana segala harapan terkumpul. Berharap Sang Pemilik akan selalu menuntun, memberi petunjuk jalan pada satu irama kehidupan yang sebenarnya, pada satu cinta yang sesungguhnya, pada satu irama kehidupan yang hakiki.”


[Keisya Avicenna, hari ke-5 di bulan April]

CELOTEH AKSARA [6]: "KARENA SESUDAH GULITA, PASTI ADA PELITA"

Wednesday, April 06, 2011 0 Comments




Jam 01.30 dini hari…ya, saat hari masih terlalu dini untuk kusebut pagi. Terdengar suara keributan dari adik-adik kost yang kamarnya terletak di lantai satu. Kamarku di lantai dua, masih seperti tiga tahun yang lalu saat pertama kali aku pindah ke kost ini. Pintu dengan hiasan Doraemon menjadi salah satu ciri khasnya. Hehe. Lampu kost yang serentak padam tadi bukan karena “njeglek” seperti biasanya. Tetapi ada konsleting yang kata salah seorang adik kost sempat ada sedikit percikan api. Alhamdulillah, tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Tapi akibatnya, kost menjadi gelap gulita.

Biasanya aku bangun jam 02:02 dan tidur pukul 22:22. Mencoba membuat kombinasi angka yang fantastis sebagai motivasi agar terus berusaha menghargai waktu! Jam biologisku menulis biasanya setelah bangun tidur sampai jam 3 pagi, baru kemudian Sholat Tahajud. Tapi terkadang Sholat Tahajud dulu baru kemudian menulis. Tapi, tidak dengan pagi ini. Doralepito yang sudah memasuki usianya yang ketiga tahun tidak bisa langsung menyala tanpa ada energy listrik yang mengalir sebelumnya. Alhasil, aku menikmati saja munajat panjangku di hamparan sajadah coklat dari jam 02.30 sampai Subuh.



Konon, doa dan takdir bertarung di langit. Maka, inilah saat yg tepat untuk memaketkan doa sebanyak-banyaknya. Agar melayang ke angkasa, menggebrak langit dan menjadi pemenang atas takdir. Ya Rabb, Engkaulah Pemilik Hatiku, Pemegang Kendali Jalan Hidupku..



~mendeskripsikan ulang segala pencapaian hidup~



Saat-saat yang begitu syahdu.



Lantai 2 di kostku ada ruangan yang cukup lebar. Ruang keluarga bagi kami. Karena di sana kami sering melihat TV bersama, sholat berjamaah, makan bersama, tempat belajar, bahkan dulu sempat menjadi tempat STREAM latihan teater. Hehe…Ada bagian yang terbuka di ruangan itu sehingga kami bisa langsung berinteraksi dengan alam sekitar. Merasakan dinginnya hembusan angin kala pagi membuka hari, menatap gumpalan mega yang berarak kala siang, menikmati konstelasi bintang, menatap senja di penghujung hari, dan masih banyak lagi aktivitas yang bisa menjadikan kami mengagumi betapa indah karya ciptaan-Nya.



Dua orang adik kostku masih asyik belajar dengan berteman cahaya lilin. Tapi aktivitas mereka usai tatkala lilin itu meredup dan akhirnya padam. Persediaan lilinku juga sudah habis. Yasudah…



Dan aku…Di sepertiga malam ini. Setelah sholat dan melantunkan doa-doa panjang, aku habiskan waktu sambil menunggu Subuh dengan berkontemplasi. Aku adalah tipe orang yang verbal sekaligus audiovisual. Detik itu ku perdengarkan murottal dan tembang-tembang yang syahdu dari N5310-ku. Mulai dari Insya Allah-nya Maher Zain, Bunda-nya Melly, Yang Terbaik Bagimu-nya Ada Band, Always Be There, For The Rest of My Life, I’tiraf-nya Ust. Jeffry, QS. Ar Rahman, QS. AL Waqi’ah, dll…Suasana kost benar-benar mendukung saat berkontemplasiku itu. Tak terasa butiran-butiran kristal bening meninggalkan jejak di kulit pipiku. Aku hadirkan wajah orang-orang yang sangat kucintai. Ibu, Babe, Mbak Thicko, Mas Dhody, keluarga besar ku di Wonogiri, MR-ku, adik-adikQ, Gestin, sahabat-sahabatku SMA, genk Biologi 2006, keluargaku di FLP, keluargaku di GO, guru2ku menulis, dan semua orang yang telah mengizinkan namaku dan hadirku mengendap di hatinya…



Dan saat terindah adalah saat ku mengagumi langit dan menatap hamparan bintang sambil bersandar di tembok. Masih sedikit mengantuk, tapi aku mencoba untuk tetap terjaga. Aku tidak ingin momentum yang “indah” ini lewat begitu saja. Ah, saatnya lebih dekat dengan alam. Kupandangi langit penuh kekaguman.



Alam memiliki hukumnya sendiri, yaitu hukum keseimbangan. Siapa yang memberi maka dia akan menerima, tergantung apa yang diberikannya. Pada saat kita memberi, maka pada saat itu pula kita menerima. Jangan pernah menganggap bahwa kita saja yang melayani, sebenarnya orang lainpun melayani kita. Hidup adalah proses saling memberi dan menerima. Yang memberi akan menerima tergantung apa yang diberikannya.



Lihatlah orang yang berjabatan tangan! Ketika tangan kita menyentuh tangan orang lain sebenarnya tangan kita pun disentuh orang lain. Sungguh pelayanan yang kita berikan tidak akan pernah sia-sia. Bahkan akan mendatangkan nilai lebih daripada apa yang kita berikan. Tentunya selama kita ikhlas melakukannya.



Manusia adalah bagian dari alam semesta. Tidak ada seorangpun yang dapat mengingkari eksistensi alam. Dan tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat melepaskan dirinya dari hukum alam, yaitu hukum tabur dan tuai. Belajar dari alam akan melahirkan dari diri kita beberapa hal yang dapat mempermudah jalan kita mencapai kesuksesan meraih cita-cita hidup, kebahagiaan, dan pencerahan diri.



***

"Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)." (QS.55:60)



Dan aku sangat menikmatinya…saat alam memperkaya jiwa! Saat menanti “penulis cahaya” menuliskan kembali sajak-sajak cinta untukku. Sajak yang kan membuat sinaran benderang terpancar di kalbuku. Sampai saatnya nanti aku berkata: “Kesepian ini tak layak diberi nama. Karena hadirmu kini menjadikan hidupku lengkap dan sempurna! Berpadu dalam cahaya cinta…”



Aku masih mengamini, sesudah “gulita” pasti ada “pelita” yang mengiringi…

***

Angin malam menusuk ke tulang

Cucuran mata air berkilauan

Disinari kerlipan cahaya bintang

Langit kesepian tanpa sang rembulan



Bersama kita bersujud

Menghamba…

Di hadapan-Nya yang Esa



Dingin angin pada malam di sepertiga bagiannya

Berteman orchestra binatang malam yang saling bersahutan

Tanpa jemu, karena merindu

Melantun zikir kepada-Nya yang Satu



Bebutir tasbih silih berganti

Di ujung jari, mengalun bisikan…

Kalimat syukur yang tak pernah henti

Tanpa jeda, dalam sebaik-baik penghambaan



Detik ini kurasa, selalu dalam limpahan kasihMu...

Selalu dalam naungan cinta-Mu

Ya Rabb, ampunilah dosa-dosaku!

***

[Keisya Avicenna, hari ke-6 di bulan April…*nebeng ngetik di warnet. Hehe ^^v. saatnya MERANCANG KEHIDUPAN SEPERTI MESIN KEBAIKAN!]

Tuesday, April 05, 2011

Istikharah Cinta

Tuesday, April 05, 2011 0 Comments

Semuanya berawal dari kedua mata
ketika aku hanya berani mencuri pandang
wajahmu di sana
dengan pakaian rapat tak kau biarkan auratmu terbuka
karena memang tak selayaknya bisa dipandang oleh sembarang mata
maka seiring perjalanan masa

kumulai beranikan diri tuk bertanya
tuk selanjutnya berbagi cerita
telah kukatakan kepadamu semenjak awal mula
bahwa aku adalah lelaki ibuku sepanjang masa
sebagai wujud bakti sebagaimana rasul telah bersabda “ibumu, ibumu, ibumu!” begitulah dalam sebuah hadits yang pernah kubaca
“lalu ayahmu!” sebagai kelanjutan ucapan dari lidah yang mulia
sebuah jawaban darimu membuatku begitu lega

kau berkata bahwa lebih baik memiliki suami yang berbakti daripada yang durhaka
kau berkata bahwa lebih baik memiliki suami yang dermawan daripada yang bakhil harta

dan kaupun berharap bahwa pendampingmu kelak bisa membuatmu bahagia
kau pernah berkata ingin segera menikah sebagai suatu rencana
bila kelak Allah mempertemukanmu dengan jodoh pilihan-Nya

agar mampu menjaga kemurnian dan kesucian niatmu dalam mewujudkan berbagai cita
serta menjadikanmu lebih kuat kala cobaan dan ujian datang menerpa

karena akan ada seseorang yang insyaAllah akan mendampingi senantiasa
namun harus kau tahu adalah bahwa aku lelaki biasa

segala kelebihan dan kelemahan pastilah kupunya
senanglah hati ketika mengetahui dirimu rutin dalam sebuah tarbiyah
tidak seperti aku yang hanya pernah masuk madrasah
mulai ibtidaiyah, tsanawiyah namun tidak kulanjut ke aliyah
namun sekarang aku sudah lulus kuliah

saat ini pun aku sudah memiliki ma’isyah
teman-temanku berkata, baha sudah waktunya bagiku mencari aisyah
mungkin dengan simpanan yang ad cukuplah untuk sebuah walimah
tentu saja yang sederhana dan bukan yang meriah
dan aku pun belum sanggup untuk menyediakanmu sebuah rumah
karena itu kuberpikir untuk mengontrak dulu sajalah

suatu ketika kau bertanya tentang poligami
kujawab bahwa itu adalah ketentuan Ilahi

tentu saja aku menyetujui
lantas kau bertanya apakah aku akan melakukannya suatu saas nant
kujawab apa mungkin bila adil sebagai syarat utama tak mampu kumiliki
engkau tersenyum di mulut atau mungkin sampai ke hati

sambil mengakui bahwa dirimu belum bisa menerima bila hal itu terjadi
dan dirimu juga tak bisa menyamai saudah binti zam’ah istri sang nabi
yang tulus ikhlas kepada aisyah dalam berbagi

suatu ketika giliran aku bertanya tentang kemampuanmu bertilawah
kau menjawab bisa walau tak mau dibandingkan dengan para qoriah
karena kau merasa masih banyak berbuat salah
dalam mengucap hukum tajwid dan huruf-huruf hijaiyah

insyaAllah kita akan bersama-sama belajar bila kelak akan menikah
utnuk mewujudkan keinginanmu agar bisa menerangi setiap ruang rumah
dengan alunan suara Al-quran yang merupakan ayat-ayat qauliyah
dari situ mungkin kita bisa membaca ayat-ayat kauniyah


untuk memastikan keyakinanku untuk menikah
kau pun mengundangku ke tempat temanmu seorang murabbiyah
dan tak lupa kau undang aku tuk datang ke rumah
sebagai awal perkenalan dengan bunda dan ayah
dan sebuah titik temu tercapailah

istikharah mencari jawaban tuk menggapai alhub fillah wa lillah
dalam doa kubersimpuh pasrah
memohon datangnya jawaban kepada Sang Pemberi hidayah
bila jawaban itu masih menggantung di langit
maka turunkanlah
bila jawaban itu masih terpendam di perut bumi
maka keluarkanlah
bila jawaban itu sulit kuraih
maka mudahkanlah
bila jawaban itu masih jauh
maka dekatkanlah

Hidup terlalu luas untuk dijalani bersendiri, Hanya Dia Maha ESa ..
Yang kau Mahu.. Inilah DUNIAKU DALAM UNTAIAN KATA.

melayang sudah rasa rindu di awan putih..

Tegak kembali sebelum Rebah Bersemadi..

namun dalam hati ini Aku seakan tidak mengerti,
mungkin ada sunyi yang belum terbebaskan,

atau ada rindu yang belum terlepaskan atau kerana ia semakin malam yang kelam.
Aku tenggelam..Jangan Biarkan aku sendiri Ya Allah

Untukmu calon Imamku,
yang tiada siapa mengenali termasuklah diri ini,
dirimu masih rahasia Penciptamu..
rahasia yang telah ditentukan untukku,
yang perlu ku singkap dengan segunung taubat
dan sepenuh kesungguhan sujudku,
cuma jambatan istikharah jua yang bisa merungkai rahasiaku ini,.

"Ya Allah, aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu.
Aku memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah,
seandainya Engkau tahu bahwa pilihan ini baik untukku dalam agamaku,
kehidupanku dan jalan hidupku,
jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagiku dan berkatilah aku di dalam pilihan ini.
Namunjika Engkau tahu bahwa pilihan ini buruk untukku,
agamaku dan jalan hidupku, jauhkan aku darinya dan jauhkan pilihan itu dariku.
Tetapkanlah bagiku kebaikan dimana pun kebaikan itu berada dan redhailah aku dengan kebaikan itu". 


Sumber : http://ceritaduniahati.blogspot.com 

***
Bersaksi cinta di atas cinta
Dalam alunan tasbih ku ini
Menerka hati yang tersembunyi
Berteman dimalam sunyi penuh do'a

Sebut nama Mu terukir merdu
Tertulis dalam sajadah cinta
Tetapkan pilihan sebagai teman
Kekal abadi hingga akhir zaman

Istikharah cinta memanggilku
Memohon petunjukmu
satu nama teman setia
Naluriku berkata

Di penantian luahan rasa
Teguh satu pilihan
Pemenuh separuh nafasku
Dalam mahabbah rindu
di istikharah cinta..

~Istikharah Cinta_Sigma~


Renungan Senja Aisya Avicenna

Catatan Aisya [5] : Tetap CERIA di Tempat Kerja

Tuesday, April 05, 2011 0 Comments
Geje ^^v

Setelah aksi Sinta Jojo dan Udin Sedunia yang menyemarakkan Youtube beberapa waktu yang lalu, pekan ini Youtube kembali dihebohkan dengan aksi seorang Briptu dari Gorontalo. "Polisi Gorontalo Menggila", begitu judul video berdurasi enam menit 30 detik yang diunggah ke situs Youtube. Video ini memperlihatkan seorang anggota polisi yang sedang menyanyikan lagu India dengan cara lypsinc alias gerak bibir dengan menyesuaikan lirik lagu. Video ini cukup membuat saya tertawa plus menghilangkan sedikit 'ketegangan pikiran' setelah seharian kemarin menyelesaikan bahan presentasi dan kuesioner untuk sebuah acara sosialisasi kebijakan impor di luar kota pekan depan. Benar-benar lucu dan menghibur!!!

Dalam adegan video tersebut polisi itu menari dengan lincah, namun tidak mendapat tanggapan dari dua rekannya yang berjaga di pos yang sama. Satu petugas lain memang sempat melihat ke arahnya dan tersenyum, tapi lantas cuek. Sementara, satu lainnya, benar-benar tak peduli, ia asyik memainkan ponselnya. Saya baru tahu pagi ini kalau yang beraksi tersebut bernama Norman Kamaru, anggota Satuan Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah Gorontalo berpangkat Brigadir Polisi Satu (Briptu). Kelucuan beliau mendendangkan "Chaiyya, Chaiyya" yang dinyanyikan Shahrukh Khan di film Dil Se pada tahun 1998 dalam video ini memang bisa memunculkan kontroversi. Meski masyarakat banyak yang menyukainya, tapi tidak menutup kemungkinan aksi tersebut bisa berbuah sanksi dari atasan karena seorang polisi itu idealnya adalah pribadi yang tegas dan berwibawa di setiap penampilan. Entahlah, kita tunggu saja bagaimana kelanjutan kisah Briptu Norman Kamaru ini. Semoga happy ending ^^v.

Kalau menurut saya, tidak menjadi masalah sih. Bahkan menjadi inspirasi bagi saya untuk tetap CERIA di tempat kerja. Kita ambil sisi positifnya saja. Tidak bisa dipungkiri bahwa rasa jenuh bisa menyerang saat di tempat kerja. Jujur, saya pun mengalaminya. Tapi, kita harus pandai menyiasati dan segera menghilangkan kejenuhan itu. Biasanya kalau jenuh, saya mendengarkan nasyid, menulis blog, membaca situs inspiratif, diskusi via YM dengan teman, FB-an (alhamdulillah, kalau di kantor boleh FB-an asal tidak mengganggu pekerjaan), atau melihat video lucu di atas. Ehem!

Apapun pekerjaan kita, kalau diniatkan untuk ibadah insya Allah akan berbalas barokah. Bukankah hanya ridha Allah yang kita cari dalam setiap aktivitas? Meski kadang stress melanda karena banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan, tapi sikapilah dengan sebaik-baiknya. Jargon saya sih, tetap CERIA di tempat kerja!

[C]ukuplah Allah yang menjadi tujuan
[E]tos kerja tinggi jadi tumpuan
[R]ezeki yang halal, cari sepenuh hati!
[I]khlaslah, jauhkan pamrih...
[A]llah yang akan membalas semuanya!

Semangat bekerja!!!
Jakarta, 050411_11:08
Aisya Avicenna
writer@www.aisyaavicenna.com

Monday, April 04, 2011

Catatan Aisya [4] : Saat Kesempatan Datang

Monday, April 04, 2011 0 Comments

Saya teringat saat masih semester 8 tahun 2009 lalu. Pada semester terakhir ini, saya hanya mengambil 6 SKS untuk skripsi. Jadi, ada banyak waktu luang. Alhamdulillah, pas banget ada kesempatan mengikuti program Kuliah Kewirausahaan Lanjut (KKL) yang diadakan oleh Fakultas Ekonomi. Akhirnya saya mendaftar. Ada seleksinya juga lho! Tes tertulis, psikotes, dan wawancara. Hmm, penyelenggara bermaksud menguji kompetensi para calon ‘pengusaha muda’ kebanggaan UNS ini. Ehem…!

Alhamdulillah, saya lolos seleksi. Saat KKL dimulai, kami dibagi menjadi beberapa kelompok. Saya satu kelompok dengan seorang mahasiswi dari Fakultas Hukum dan seorang mahasiswi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Waktu itu kami ditantang untuk memulai suatu bisnis. Atas ide saya, akhirnya kami sepakat KANOME adalah nama usaha kami (KANOME kependekan dari etiKA, NOvi, MEga). Bisnis kami berupa penjualan brownies kukus dan kripik tempe aneka rasa. Alhamdulillah, sebelum lulus saya sempat merasakan manis pahitnya menjadi seorang entrepreneur. Benar-benar manis untuk dikenang. Semanis brownies yang kami buat dengan tangan kami sendiri… Hmm..!!!

Sebelum action, kami diberi motivasi-motivasi menjadi entrepreneur yang andal oleh seorang trainer. Nah, saat sedang memperhatikan materi, tiba-tiba beliau mengeluarkan selembar uang Rp 50.000,-. Uang itu diangkatnya tinggi-tinggi. Beliau hanya tersenyum, tanpa mengeluarkan instruksi apapun. Akhirnya, seorang teman yang duduk di depanku gegas berdiri dan menyambar uang itu.


Sang trainer tersenyum. Peserta yang lain, termasuk saya mulai sadar dengan yang baru saja terjadi. Hari itu kami belajar, bahwa kami harus peka terhadap kesempatan yang ada di hadapan. Karena sebuah kesempatan itu datangnya tidak terduga. Kesempatan terkadang datang hanya sekali di dalam kehidupan kita. Saat itu ada yang bersemangat menyambut kesempatan yang datang padanya. Ada yang malu-malu menyambutnya. Ada yang tidak percaya diri, akhirnya tidak mendapatkan sama sekali. Kesempatan itu lewat begitu saja. 


"Hidup ini perlombaan. Jika kau tidak cepat, seseorang akan mengalahkanmu dan melaju kencang meninggalkanmu!" Begitu kata Viru Shastrabhuddi (Virus) dalam film 3 idiots yang kemarin saya tonton untuk keempat kalinya. Sebuah anekdot:
Tok! Tok!
“Ya, siapa di sana?”
“Ini Saya, kesempatan.”
“Jangan bohong deh. Kesempatan tidak pernah mengetuk dua kali.”


Hmm… Oleh karena itu, saat kesempatan hadir yang dibutuhkan adalah suatu tindakan. Terkadang kita harus mengambil tindakan yang cepat. Jika tidak, maka kita akan tertinggal di belakang bahkan tidak akan mendapatkan apa-apa. Take every one chance you got every single time in your life, cause you’ll never know when or where it comes again.


Allah Swt. memiliki rencana sendiri untuk setiap hamba-Nya. Kita tidak akan pernah tahu mana kesempatan yang terbaik untuk kita. Yakini dan lakukan yang terbaik atas setiap kesempatan yang kita rasa baik. Bisa jadi itulah kesempatan terbaik yang diberikan Allah Swt. untuk kita. Yakinlah akan kekuasaan Allah Swt yang selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Tak kalah penting, yakinkan diri sendiri bahwa kita mampu meraih impian kita.


Sore yang indah…
Saat kesempatan itu datang…
Jakarta, 040411_16:57
Backsongnya “Give Me Some Sunshine”-nya 3 idiots

Saari umar hum
Mar mar ke jee liye
Ek pal to ab humein jeene do
Jeene do

...Na na na….Na na na….Na na na….Na na nana na….

Give me some sunshine
Give me some rain
Give me another chance
I wanna grow up once again


Aisya Avicenna
writer@www.aisyaavicenna.com
sumber foto : http://www.zazzle.com/opportunities

Catatan Aisya [3] : Ayah dan Putrinya

Monday, April 04, 2011 2 Comments
Dua tahun yang lalu, saat liburan ke Magelang

“Yah, Nanda boleh nikah tahun ini ya?” tanya Nanda pada Ayahnya awal tahun 2010 lalu lewat SMS.
“Mmm, memangnya sudah punya calon?” Ayah membalas SMS-nya
“Ada yang baru mau kenalan dengan Nanda, Yah. Namanya Azzam Mumtaza. Nanda baru kenal dari biodata yang dikasih guru ngaji Nanda sore ini. Nanda boleh nikah tahun ini, Yah?” tanya Nanda kemudian.
“Kalau memang kamu sudah siap, Ayah hanya bisa merestui.” Balasan SMS Ayah membuat Nanda sangat bahagia.
Selang beberapa hari kemudian, Asri, adik bungsu Nanda SMS mengabarkan kalau Ayah mereka sakit. “Kak, Ayah sakit. Entahlah, akhir-akhir ini sepertinya Ayah kehilangan nafsu makannya. Beliau juga sering melamun.”
Nanda terkejut. Ia segera menekan 12 digit tombol di ponselnya, menghubungi sang Ayah.
“Assalamu’alaikum...” Nanda cemas.
“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh...” jawab suara di seberang sana.
“Ayah sakit ya? Sakit apa, Yah? Ayah jangan kecapekan dong...” Nanda menghamburkan semua tanyanya.
“Ayah nggak apa-apa, Nak... Cuma capek saja. “ jelas Ayah dengan nada lemah.
“Jaga kesehatan ya, Yah... Nanda jadi kepikiran nih,” tutur Nanda.
“Iya, Nak. Eh, Nanda benar sudah siap nikah tahun ini? Nak, selesaikan dulu masa diklatmu. Tahun depan saja. Kan kamu sudah jadi pegawai tetap. Lagipula kakak sulungmu belum menikah.” Rentetan kata dari Ayah tersebut membuat Nanda terkesiap.
“Yah... sepertinya Ayah masih belum meridhai Nanda menikah tahun ini. Bismillah, baiklah Yah. Nanda akan turuti keinginan Ayah. Nanda tidak ingin membuat Ayah kecewa. Tapi tahun depan Nanda boleh nikah ya, Yah?” tanya Nanda penuh harap.
“Insya Allah, saat itu mungkin Ayah sudah benar-benar siap melepasmu, Nak!” jawab Ayah.
***
Kisah di atas terinspirasi setelah membaca sebuah artikel yang saya baca di majalah Tarbawi edisi special tentang Ayah.
Ayah dan putrinya, bisa diibaratkan dengan seorang lelaki dengan bunga mawar di kebunnya. Seseorang yang menanam bunga mawar, merawatnya dalam waktu yang tak singkat, dan menemaninya dalam setiap fase pertumbuhannya, tidak akan mungkin begitu saja memberikan bunga itu pada orang yang baru saja melihatnya, kemudian ingin memetiknya. Pemilik mawar itu pasti ingin memastikan apakah mawar tersebut akan dirawat lebih baik atau minimal sama dengan sebelum diberikannya kepada si pemetik tadi.
Sang pemilik mawar pasti ingin agar bunganya senantiasa harum dan tak ternoda oleh apapun! Ia inginkan mawarnya tetap indah dan terawat saat ia tak lagi ada di kebunnya. Jikapun pada saatnya nanti mawarnya berpindah ke sebuah vas bunga yang tak seindah dan seluas kebunnya, ia hanya ingin sang pemilik vas itu memetik bunga mawarnya dengan penuh hormat. Sang pemilik mawar mungkin merasa cemas jika bunga kesayangannya itu tidak mendapatkan cinta dan perlindungan seperti saat ia merawatnya.
Hmm, begitu pun dengan Ayah. Ayah mungkin merasa cemas bahwa dalam pandangannya, sepertinya belum ada lelaki yang dapat mencintai putrinya seperti dirinya! Ayah hanya perlu waktu untuk mengizinkan seseorang yang tepat untuk mendapatkan putrinya dengan cara terhormat.
Seringnya, saat putrinya meminta sesuatu pada Ayah. Ayah pasti tak kuasa mengatakan “tidak”. Dia memilih diam atau mengangguk sebagai tanda demi melihat senyum manis putrinya. Meski dalam hatinya, seringnya tidak selaras dengan apa yang dia katakan. Diam-diam dia akan berusaha mewujudkan keinginan sang putri. Entah dengan bekerja lebih keras dari hari biasanya atau usaha lain. Meski saat keinginan sang putri begitu berat baginya. Seperti dalam contoh kisah di atas. Awalnya Ayah akan mengiyakan, meski pada akhirnya Ayah tidak mengabulkan permintaan putrinya dengan cara yang halus dan di saat yang tepat. Ah, ayah memang punya cara sendiri dalam menunjukkan cintanya. Ia pasti inginkan yang terbaik untuk putrinya.
“Nak, jangan cengeng meski kamu seorang perempuan, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak, laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah. Tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu,” pesan Ayah pada putri kesayangannya.
030411_20:19
Saat hari ini belajar ikhlas melepaskan suatu benda yang disayangi... Hmm, tapi itu semua aku lakukan untuk mewujudkan impian Ayah... Ayah, aku mencintaimu.. Memang, tak bisa menyamai cintamu padaku sedari dulu, tapi aku berjanji akan lebih sering mengungkapkan cintaku padamu...
Aisya Avicenna