Jejak Karya

Jejak Karya

Monday, November 05, 2012

AKU, MELATI, dan HALF A DIEN

Monday, November 05, 2012 0 Comments

BUMI CINTA NIBIRU MENEBAR WANGI MELATI
BERSAMA KEPAKAN ‘SETENGAH’ SAYAP SIRARADHI

BUMI CINTA NIBIRU MENEBAR WANGI MELATI
BERSAMA KEPAKAN ‘SETENGAH’ SAYAP SIRARADHI

“Dhaca!” Sira berteriak, sementara badannya masih melayang-layang di udara. “Lawan!”
Dhaca terpana. Kebingungan sendiri.
“Jangan pikirkan aku!” Sira berteriak lagi. Genggaman tangannya pada ujung sabuk bulan mulai melonggar. Sengaja dia lakukan. “Kau pasti akan menemukan aku!” Sira menatap Dhaca dengan cara yang belum pernah dia lakukan sebelumnya. Dia tersenyum! Senyum pertama yang pernah dia berikan kepada Dhaca.

**
Melati asyik tenggelam dalam barisan aksara di novel NIBIRU yang sejak setengah jam lalu menemaninya menanti kedatangan Nisa, sahabatnya. Sambil menikmati pemandangan di sekitar taman bunga itu, Melati asyik membaca. Sebuah senyuman terlukis di wajahnya saat membaca novel karya Tasaro GK di halaman 566-567 pada bagian kalimat itu. Hm…ada sekelebat bayangan yang memenuhi ruang imajinasinya. Melati memang langsung jatuh cinta dengan sosok Siraradhi Luminya yang artinya “bidadari mulia”, saat pertama kali sosok itu muncul melengkapi kisah Dhaca Suli serta ketiga sahabatnya, Muwu Thedmamu, Sothap Bhepami, dan Nyithal Sadeth, yang tergabung dalam Empat Keparat Kecil. “Novel ini memang luar biasa!” gumam Melati. Banyak kisah yang penuh sensasi kejutan.

“Assalamu’alaikum Wr.Wb. Ukhti…hayoo…lagi ngalamunin apa nih? Kok senyam-senyum sendiri?” kata Nisa mengagetkan Melati, yang masih asyik terbuai dalam imajinya dengan tangan masih memegang erat novel setebal 704 halaman itu.

Seketika, Melati tersadar dari lamunannya, “Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Ah, kamu Nis! Ngagetin aja. Lagi asyik baca novel terbaru yang baru saja aku beli nih. Judulnya NIBIRU. Bagus banget lho. Harry Potter lewaaat…hehe. Lha kamu kok baru datang sih? Aku dah setengah jam nungguin kamu nih.” Melati protes.

“Hehe..afwan jiddan ya ukhti. Tadi mendadak Ibu minta tolong. Aku nganterin beliau dulu ke rumah Budhe. Jadi ke sininya agak telat. Jangan ngambek ya. Ntar ku traktir jus alpukat deh…” rayu Nisa sambil menepuk pundak Melati.

“Hm, oke deh. Untung tadi ku bawa NIBIRU. Jadi bisa memanfaatkan waktu penantianku dengan membaca. Dasar kau! Hm, yang penting jus alpukat ya…asyik. Yadah, ayo kita segera berangkat ke Masjid Al Ikhlas. Keburu kajiannya dimulai” sahut Melati penuh semangat.

“Ayo…let’s go! Saatnya mencari dan mengumpulkan ilmu Allah yang bertebaran di muka bumi…” kata Nisa tak kalah semangat.

Dan dua sosok muslimah yang sudah bersahabat sejak semester 1 ini pun menuju Masjid Al Ikhlas, tempat  penyelenggaraan sebuah kajian yang Insya Allah sangat bermanfaat bagi mereka. Agenda Ahad pagi ini  merupakan salah satu program kerja dari “Lingkaran Qecil Si Windu” mereka. Melati dan Nisa Alhamdulillah, sudah menyelesaikan studinya di kampus 5 bulan yang lalu dan sekarang sudah bekerja, sedangkan ke-5 sahabatnya yang lain sedang tahap akhir penyelesaian skripsi mereka. Si Windu memang sangat solid, mereka saling memotivasi satu dengan yang lain…^^

Sampai di lokasi, Melati dan Nisa segera mencari sahabatnya yang lain. Setelah semua lengkap, mereka ber-7 segera memasuki ruangan. Alhamdulillah, belum telat.

Melati surprise banget, akhirnya impiannya untuk mengikuti kajian secara langsung oleh Ust. Habiburrahman El Shirazy alias Kang Abik pun bisa menjadi kenyataan. Segera ia mengeluarkan buku catatan dan penanya. Saatnya mengikat ilmu dengan menuliskannya.  Sekaligus bikin reportase untuk dilaporkan saat pertemuan pekan depan.

Pada kesempatan itu, Kang Abik menyampaikan sebuah tema “MERAIH CINTA HAKIKI MENUJU KELUARGA ROBBANI”. Beliau menyampaikan beberapa kalimat yang diambil dari novel BUMI CINTA karyanya.

***
“Menurutmu apa yang harus aku lakukan?” tanya Anastasia Pallazo.
“Menurutku masalah Doktor sangat remeh, bukan masalah besar” jawab Muhammad Ayyas
“Masalah remeh, apa maksudmu?”
“Doktor hanya perlu menikah segera dengan lelaki yang Doktor pilih, maka masalah Doktor selesai, Ibunda Doktor tidak akan meminta hal yang macam-macam dan si Boris Melnikov dan keluarganya juga tidak akan macam-macam. Ibunda Doktor meminta Doktor menikah dengan A atau B atau C , itu karena melihat Doktor tidak juga menikah dan memiliki pilihan yang jelas. Itu masalahnya.”
“Jadi aku harus menikah?”
“Ya untuk kasus Doktor saya katakan, menikahlah sebelum Anda dipaksa menikah!” jawab Ayyas..
[Diambil dari Bab 21 novel Bumi Cinta karya Kang Abik]

***
 “Saya berlindung kepada Allah dari zina. Semoga sampai akhir hayat Allah menjauhkan saya dari perbuatan dosa itu. Saya ingin menjaga kesucian diri saya. Kalau pun melakukan hubungan dengan lawan jenis, saya ingin yang berlandaskan kesucian, yaitu menikah. Dengan menikah saya ingin memuliakan istri saya, saya ingin setia padanya sampai akhir hayat. Saya ingin menjaga kesuciannya. Saya berharap istri saya juga melakukan hal yang sama. Pernikahan itu menjadi hubungan saling mencintai dan mengasihi yang ditaburi rahmat Allah SWT. Dari percintaan yang harmonis dan indah itu saya ingin lahir anak turun yang juga bersih, dan terjaga kesuciannya. Maka saya berusaha mati-matian menjaga kesucian saya, sebab saya ingin memiliki istri yang juga terjaga kesuciannya.”

 [Diambil dari halaman 232 novel Bumi Cinta karya Kang Abik... Hmm, moga banyak Ayyas-Ayyas lainnya yang bertebaran di muka bumi ini... ]

***
Melati, Nisa, dan yang lainnya sangat menikmati kajian dari Kang Abik itu. Tentang sesuatu yang sangat luar biasa. Sebuah universitas bernama PERNIKAHAN. Hehe..ke-7 muslimah itu saling berpandangan dan tersenyum penuh arti.

*) Pernikahan adalah langkah awal bagi sebuah bangunan baru dalam masyarakat muslim dan tiang pancang baru untuk menyangga keutuhan bangunan tersebut maka sangatlah pantas bila semua anggota masyarakat menyambut gembira peristiwa itu dengan ucapan selamat dan doa keberkahan yang diliputi rasa gembira dan bersuka ria.

Menikah mempunyai beberapa tujuan, antara lain :
  1. Menikah merupakan salah satu perintah Allah, lihat saja dalam Q.S. An Nisa’ :3, Q.S. An Nur :32 dan sabda Rasulullah : “Menikahlah karena sesungguhnya aku bangga dengan umatku yang banyak... “(HR Baihaqi). Kebahagiaan dan ketenangan hati orang mukmin hanyalah dengan mentaati Allah dan RasulNya.
  2. Untuk melestarikan keturunan dan memakmurkan bumi Allah sehingga tujuan penciptaan makhluk bisa terealisasi dengan baik yaitu ibadah kepada Allah
  3. Untuk menyalurkan kebutuhan biologis antara laki-laki dan perempuan sehingga bisa terjaga kesucian masing-masing
  4. Dalam rangka untuk menjaga keutuhan nasab karena bila tidak ada pernikahan yang resmi sesuai dengan aturan agama maka akan terjadi kekacauan kehidupan sehingga banyak anak manusia yang terlahir tanpa orang tua dan tidak sah menurut agama.
  5. Dengan pernikahan akan terbentuk keluarga, dan keluarga sebagai tempat untuk mengurus anak-anak dari mulai pendidikan dan pengasuhannya sehingga mereka akan merasakan kasih sayang, kelembutan, dan kecintaan penuh dari kedua orang tua
  6. Untuk meraih ketenangan jiwa yang menjadi tujuan utama hidup manusia (Q.S. Ar Rum :21)
  7. Memperbanyak jumlah umat Nabi Muhammad SAW sehingga menjadi umat yang disegani dan diperhitungkan seperti yang diinginkan Allah SWT
  8. Dalam rangka untuk menyelamatkan masyarakat dari bahaya berbagai penyakit moral dan kerusakan akhlak.

Hmm... banyak sekali ya tujuan dari pernikahan itu. Semuanya begitu mulia dan tentunya akan bernilai pahala dan dihitung sebagai ibadah jika memang diniatkan semata-mata karena Allah. Lantas, bagaimana cara memilih pasangan hidup? Bagaimana meminang itu? Bagaimana akad nikah itu? Bagaimana walimah yang baik? Apa saja hak dan kewajiban suami istri itu?? Wow..betapa indahnya Islam!

***
Kajian yang luar biasa. Banyak dapat ilmu baru dan inspirasi hari ini. Melati, Nisa, dan ke-5 sahabatnya yang lain segera meninggalkan ruangan. Banyak hal memenuhi pikiran masing-masing.

“Ukh, ku jadi ingat salah satu ayat-ayat cintaNya :Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula.” (QS. An Nur: 26). Semoga kajian hari ini membuat kita semakin termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik,” kata Melati.

“Iya, ukh! Kita harus saling mengingatkan satu dengan yang lain. Saling menjaga dan memotivasi ya!" sahut Nisa.

“Yup, ingat pesan Murobbiyah kita…menikah itu tidak sekedar ingin dan menikah bukanlah sarana unjuk prestasi. Menikah harus by planning.Banyak hal yang harus kita persiapkan. Bedakan antara ‘menyegerakan’ dan ‘tergesa-gesa’.  Yuks, semangat menjadi pribadi yang lebih baik sehingga nanti kita benar-benar mendapatkan yang TEPAT dan TERBAIK. Hehe…betul gak?” ujar Melati dengan semangat berapi-api.

“Betul ukhtiii…” kata sahabat-sahabatnya kompak.

Dan crew Si Windu pun berpisah….(tapi sebelumnya, Nisa memenuhi janjinya kepada Melati untuk mentraktir jus alpukat.hehe)

**
Setelah selesai, Melati pun melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya. Naik bus kota 22 yang lewat depan rumahnya. Di dalam bus ia buka lagi novel NIBIRU nya lagi :
Melati tersenyum saat membaca kalimat pesan dar Waribh Bhemamu pada Dhaca Suli :
“Ada waktunya kau harus mengikuti kata hatimu dan melanjutkan hidupmu”

Sesampai di rumah ia buka buku hariannya, menggoreskan pena di atas lembaran kertas di dalamnya :
“Tekad adalah mata rantai dari perwujudan sebuah niat. Tekad lahir tatkala iltizam telah terpatri dalam hati. Tekad kuat iringilah dengan pembersihan hati dan penyucian jiwa. 'Tidak ada siapapun yang tahu dimana ujung dari hitam dan putih penantiannya, maka selalu berbaik sangkalah pada-Nya, buat Dia selalu tersenyum karena kita' [HPP]. Dan yakinlah, Allah SWT pasti akan menjawab dengan lebih indah di saat yang TEPAT dan TERBAIK!!!”

[Melati, tak pernah diri ini sanggup menceraikanmu dari harumnya. Wahai diri yang bernama “MELATI”, jadilah “melati” itu…sebab ia akan tebar wewangian tanpa meminta balasan. Sebab ia putih seolah tanpa cacat, sebab ia tak takut hadapi angin dan hujan dengan mungil tubuhnya…]

***
Melati menutup buku hariannya….dan kembali menengelamkan dirinya bersama kisah aksi fantasi NIBIRU…Betapa kisah Siraradhi Luminya membuatnya sangat terinspirasi dengan sosok itu…ah, membuat semakin penasaran saja... Melati bergumam, “Aku ingin tenggelam dalam mimpiku dan karam di dalamnya…” ^^v
[Keisya Avicenna... catatan Januari 2012 hari ke-13]

*)diambil dari catatan Aisya Avicenna saat mengikuti kajian Half A Dien di Jakarta.

Sunday, November 04, 2012

NOVEMBER CERIA BERTABUR CINTA TUK WUJUDKAN CITA BAHAGIA

Sunday, November 04, 2012 0 Comments


Laksana pagi di jemput merdunya kicau burung di sinari kehangatan mentari.. Inilah romantisme kemewahan pagi. Sesampainya petang menjelang, di lepas senyum mentari di ujung senja, sesaat kemudian sang bulan bersolek diantara tebaran bintang-bintang, sangat menenangkan jiwa, memahat sebuah kata demi kata saling menyejukan, merajut rasa dalam sebuah mimpi bersama, inilah romantisme persahabatan yang terbalut dalam indahnya ukhuwah…teriring kilau romantisme merajut mimpi!

Romantisme sejati adalah saat-saat bersama Allah swt, Sang Maha!

“Ketika engkau terhimpit dan terlilit oleh problematika kehidupan, sesungguhnya, yang dapat membuatmu bertahan adalah harapanmu, dan sebaliknya, yang akan membuatmu kalah atau bahkan mematikan daya dan energi hidupmu, adalah saat di mana engkau kehilangan harapan. Maka, ketika engkau berdoa kepada Allah SWT, sesungguhnya engkau sedang mendekati sumber dari semua kekuatan, dan apa yang segera terbangun dalam jiwamu adalah harapan. Harapan itulah yang kelak akan membangunkan kemauan yang tertidur dalam dirimu. Jika kemauanmu menguat menjadi azzam (tekad), itulah saatnya engkau melihat gelombang tenaga jiwa yang dahsyat. Gelombang yang akan memberimu daya dan energi kehidupan serta menggerakkan segenap ragamu untuk bertindak. Dan, apa yang engkau butuhkan saat itu hanyalah : mempertemukan kehendakmu dengan kehendak Allah melalui doa dan tawakkal.”

Romantisme yang sungguh luar biasa!

Sebuah kalimat yang saya tuliskan di ALBUM KENANGAN SMANSA 2005/2006 :
“Hidup memang penuh dengan goresan warna. Jadikan hidup ini selalu penuh dengan harapan baik kepada Sang Pemilik Jiwa. Bersiaplah menghadapi putaran waktu, hingga setiap langkah dan helaan nafas senantiasa bernilai ibadah kepada-Nya..”

“Sebuah rumah yang senantiasa dimetaforkan sebagai surga, tempat kenikmatan paripurna. Sebagai angan tentu saja ideal, dan sesuatu yang ideal biasanya tetap melangit. Meskipun demikian, bukan berarti kita tak mampu menariknya mendekat ke bumi. Langit merupakan padang gembala ideal-ideal yang terus membuat kepala mendongak. Namun, dari sanalah justru ada mimpi yang terus menggelorakan gerak hidup untuk meraihnya"

SAKINAH, MAWWADAH, WAROHMAH, DAKWAH, dan AMANAH!

NOVEMBER
[N]iat lurus, aksi serius, doa dan tawakkal tak pernah putus
[O]ptimis untuk akhir yang manis
[V]isi dan misi tertinggi tuk raih ridho Ilahi
[E]nergi dahsyat tuk episode terhebat
[M]enapak langkah baru untuk jejak-jejak super seru
[B]erbekal semangat raih sakinah, mawadah, rohmah, dakwah, dan amanah
[E]nergi cinta dari-Nya tuk teladani Rasul mulia
[R]umah tangga yang menjelma istana berlabel IPK

Saturday, November 03, 2012

Friday, November 02, 2012

For The A.M.A.N.A.H of My Life

Friday, November 02, 2012 0 Comments



“And theres a couple words I want to say… “

Rerentet aksara ini menari…
Dalam goresan pena dari gerakan jemari
Kertas putih pun pasrah terbentang
Mencoba lukiskan cinta dalam untaian kata
Curahkan kerinduan yang menghentak di dada
Untuk belahan jiwa tercinta

Dunia pun tersenyum menyambut…
Perasaan tulus yang tengah tercipta
Teruntuk sosok istimewa
Kekasih hati pilihan-Nya

Cinta, telah berbilang waktu
Hariku berlalu bersamamu
Dan diri ini tak pernah lelah berharap…
Agar engkau tak pernah jemu
‘tuk bantu aku menjadi sebaik-baik perhiasan duniamu
Cinta, engkaulah yang ‘kan mengantarkanku ke taman akhlak yang mulia
Taman istimewa, taman surga…

Sayang, aku ingat nasihat emas Rasulullah Saw. :
 “Maka perhatikanlah wahai istri, bagaimana kalian mempergauli suamimu? Sesungguhnya ia adalah surga atau nerakamu.” [HR. Ahmad]
Sayang, aku berharap surga!
Ya, aku sangat berharap surga!
Dan engkaulah salah satu kunci surgaku, Sayang…
Maka, bimbinglah aku!
Buatlah aku mampu melakukan apapun yang membuatmu ridho padaku…
Dengan begitu, Allah pun akan meridhoiku

Cinta, aku berharap agar kita selalu melangkah bersama
‘tuk menggapai ridho-Nya
Seandainya ada tinta emas dalam pena perjalanan kita…
Mari kita tulis bersama
Episode cinta kita yang penuh makna!
Karna hanya mendamba surga dan keridhoan-Nya semata
Bersyukurlah kepada-Nya, Cinta…
Sebelum engkau ucapkan kata terima kasihmu padaku

Sayang, asa hadirmu adalah selaksa makna
Selaksa makna yang dapat kutulis di antara kelopak edelweiss
Bermekaran indah nan abadi di taman hati ini

Sayang, jika cinta itu hanya sebuah mimpi…
Mungkin Hawa-pun akan tetap tinggal di surga
dan aku tak akan pernah terlahir ke dunia ini

Sayang, cinta telah membuat dunia ini menjadi hidup
Cinta adalah bagian kehidupan dari manusia
Dimana keindahan tumbuh di saat memberi atau menerima
Di saat berbagi tangis juga tawa
Dan engkaulah cintaku, Cinta…
Bersama kita ‘kan membangun rumah terindah di dunia, jua di surga
Tempat di mana jiwa kita berlabuh…
Tempat di mana rindu kita berteduh…


[Keisya Avicenna, untuk sebuah senyuman paling melegakan sepanjang usia *ditulis 17 Januari 2012 -aksaraaksaravisioner-]


PETA EPISODE "DOWNLOAD MANTU" 18-11-12

Friday, November 02, 2012 0 Comments


Naek transportasi umum:
1.    Bus :
a.    Dari Jogja atau Solo turun di Terminal Bus Klaten atau Petigaan Warung Kidul (Depan RSU Klaten),
b.    habis itu naek bus jurusan Bayat-Cawas (bus jalur 2) turun di Jerukan di pertigaan setelah pertigaan mau ke masjid
c.     Sampai di desa Jerukan nanya Rumah Ibu Welas atau Siswadi, insya Allah semua tau
2.    Kereta
a.    Turun di Stasiun Klaten, habis itu nyebrang jalan raya kira-kira 50 m (nanya jalan raya Solo-Jogja mau nyari bus jurusan Bayat-Cawas)
b.    habis itu naek bus jurusan Bayat-Cawas (bus jalur 2) turun di Jerukan di pertigaan setelah pertigaan mau ke masjid
c.     Sampai di desa Jerukan nanya Rumah Ibu Welas atau Siswadi, insya Allah semua tau