Aksara Kembara [2]: “Merindumu dalam Spirit MAN JADDA WAJADA featuring MAN SHABARA ZHAFIRA”
Keisya Avicenna
Monday, January 28, 2013
0 Comments
“Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling bermanfaat.”
Kalimat berdaya itu menjadi spirit awal saya menuliskan kisah ini. Kisah yang Allah izinkan terlukis indah pada hari Kamis, 12 Rabi’ul Awal 1434 H. Bertepatan dengan tanggal merah dan libur nasional Maulid Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wassalam.
Pagi itu, saya dan Mas Sis sudah sibuk dengan aktivitas masing-masing. Saya sibuk dengan buku yang sedang saya baca dan Mas Sis pun sibuk dengan laptopnya. Tapi kemudian segera kita hentikan aktivitas pagi itu lanjut bersiap untuk sarapan dan sederet rencana mengisi liburan hari itu dengan kegiatan yang produktif.
Berhubung peralatan masak masih di Bogor, sarapan pagi pun masih berstatus “jajan di warung”. Hehe. Takapalah, tetap romantis kok! *gubraaak. Selesai sarapan mampirlah kita ke SBC milik sahabatnya Mas Sis. Mereka berdua pun asyik diskusi dan saya pun kembali tenggelam dengan buku yang sedang saya baca.
Awal tadi jumpa dengan sahabat Mas Sis itu beliau bilang: “…Kenalin ini istriku…(dst)…” Beliau pun langsung tanya ke Mas Sis, “Wah…antum tambah gemuk sekarang. Istrinya dah ‘isi’ belum?” Hehe. Deg! Lagi-lagi dapat pertanyaan itu. Kita pun menjawab sambil request do’a. Dan mereka pun kembali asyik mengobrol, apalagi kalau bukan obrolan seputar dunia bisnis. Telinga ini menyimak tapi hati dan mata konsen juga pada buku yang sedang saya baca.
Tahu gak, ini buku kereeen banget! Sebuah buku tentang beragam kisah penantian akan hadirnya sang buah hati. Sebuah buku yang berisi penuturan jujur para pendamba momongan. Judulnya, “YA ALLAH, BERI AKU SATU SAJA…”
“Ya Rabbi, anugerahkan padaku (seorang anak) yang termasuk orang yang shaleh.” (QS. Ash-Shafat [37]: 100
Ah, pelajaran tentang sebuah “Kesabaran Tak Berbatas” tentang:
1. Sebentuk Ujian
2. Kunci untuk Melalui Ujian tersebut:
a. Segera sadari bahwa itu merupakan ujian dari Allah. Renungkan QS. Ali Imran ayat 14.
b. Kuatkan ikatan kita dengan Allah dan ikatan hubungan suami-istri.
c. Berusahalah secara optimal.
d. Berdo’a.
e. Pasrah dan ikhlas dengan segala ketentuan Allah.
Kisah-kisah dalam buku ini semakin menguatkan keyakinan bahwa Allah pasti akan mengabulkan do’a dan harapan pada saat yang TEPAT dan TERBAIK. Lagi-lagi tentang keyakinan dalam dua kata mahadahsyat: TEPAT dan TERBAIK! Saat seluruh upaya telah dikerahkan. Saat kita sebagai manusia berada di titik maksimal kepasrahan kepada Allah. Saat tak ada kekuatan yang kita harapkan selain kekuatan dan kekuasaan-Nya. Semua terangkum dalam 2 kata: TEPAT dan TERBAIK! ^_^
***
Jam 09.00 acara silaturahim pagi pun selesai. Lanjut kami merapat ke Masjid Al-Muhajirin Banyumanik. Ada agenda seru peringatan Maulid Nabi: “SEMARANG MENGKHATAM QUR’AN” bersama Uda Ahmad Fuadi (penulis Negeri 5 Menara) dimoderatori oleh Ustadz Sunaryo Adhiatmoko dari PPPA Daarul Qur’an.
Ini kali kedua saya bertemu dengan Uda Ahmad. Pertama dulu saya bela-belain ‘telat’ datang ke GO untuk bertemu dengannya di FISIP UNS, sampai akhirnya saya jadi penanya, dapat pin Negeri 5 Menara plus goresan pena di catatan harian saya. Hehe. Kalau inget kejadian itu saya ngikik sendiri. Ke GO naik taxi dan telat 5 menit. Gubraaak!
Uda Ahmad pun membuka talkshow interaktif dengan kisah singkat perjalanan Rasulullah, perjalanan manusia agung yang harus senantiasa kita teladani. Perjalanan hidup Rasulullah pun mengingatkan kita tentang perjalanan seorang penuntut ilmu. Karena perjalanan penuntut ilmu = perjalanan yang penuh berkah = perjalanan yang senantiasa dikawal oleh malaikat.
Uda Ahmad pun menyampaikan tentang “ MIMPI dan SPIRIT MAN JADDA WAJADA”. Beliau putar kembali video perjalanan hidupnya, thriller film Negeri 5 Menara, dan penyampaian motivasi yang berdaya. Plus menyampaikan 3 jenis do’a: do’a untuk diri sendiri, do’a untuk orang lain, dan minta do’a dari orang lain.
Yups, disinilah saya kembali belajar tentang keajaiban impian dan cita-cita, tentang do’a yang harus senantiasa kita bela dengan spirit “Man Jadda Wajada” Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil! Dan spirit itupun harus dibarengi dengan semangat “Man Shabara Zhafira”. Siapa yang ber-SABAR dia akan BERUNTUNG!”
Pada akhirnya, saya pun menyimpulkan tentang semangat DNA. DNA juga merupakan impian saya, impian Mas Sis, dan impian beberapa rekan-rekan hebat kami untuk mendirikan sebuah ‘markas bisnis’ yang mampu bermanfaat dan berkontribusi lebih banyak lagi untuk umat. DNA. Dream ‘N Action!
Sekali lagi, jangan pernah meremehkan impian dan cita-cita kita, karena Allah Maha Mendengar. Lebihkan usaha kita di atas rata-rata usaha orang lain, dan teruslah MENULIS! Karena menulis akan membawa lebih banyak kebaikan pada waktu yang lebih panjang. Nafas kita pasti berujung tapi salah satu amal jariyah yang bisa kita tinggalkan adalah ilmu bermanfaat yang didokumentasikan dalam sebuah karya yang berisi aksara-aksara yang berdaya.
Dan inilah salah satu impian terbesar saya yang terlantun dalam sebuah do’a yang diajarkan oleh Nabi Zakaria…
“Robbi hablii miladunka dzuriyyatan thoyyibah. Innaka samii’uddu’aa…”
Ya Rabbi, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar. (QS. Ali Imran [3]: 38)
Semoga catatan ini bermanfaat dan mari saling mendo’akan… ^_^
[Keisya Avicenna, 26 Januari 2013 @Istana KYDFENS Wonogiri]