Jejak Karya

Jejak Karya

Tuesday, January 31, 2017

[Hari 5] : SALING BERTANYA AGENDA HARIAN]

Tuesday, January 31, 2017 0 Comments




Selasa, 31 Januari 2017

Dialog hangat pagi ini yang berlangsung antara saya dan suami terjadi saat kami jalan-jalan pagi.
“Dek, agendanya apa hari ini?” tanya suami.
“Pagi masak dulu buat sarapan. Selesai urusan rumah, lanjutin ngedit naskah, Say. Banyak yang belum kelar, nih. Terus jam 13.00 ke Citraland, nobar film Iqro’. Adik naik taksi aja sama Septi, njemput Iis dulu soalnya,” jawab saya.
“Berarti nanti nggak ada les menulis di Klipang?” tanya beliau lagi.
“Enggak, les menulis hari ini diganti nobar, kalau Mas Sis agendanya apa?”
“Hari ini ketemu pihak BSM dan BNI Syariah, terus ada rapat di kantor persiapan raker. Nanti selesai nonton jam berapa?”
“Paling sekitar jam 4 an,” jawab saya.
“Oh, InSyaa Allah nanti Mas bisa jemput,” ucap suami.
“Oke, deh…”

Salah satu hal yang mulai kami biasakan adalah saling bertanya agenda harian atau rencana mingguan kami kalau ada acara besar. Misal, suami harus ada rapat di luar kota. Suami akan menyampaikan jauh-jauh hari. Atau saya ingin mengikuti kelas senam hamil di akhir pekan dan suami saya minta mengantar, biasanya akan saya sampaikan di awal pekan, kalau suami nggak bisa mengantar, saya bisa menyiapkan plan B atau C. Hal ini kami rasakan benar manfaatnya, di sisi lain kami belajar untuk menentukan prioritas agenda harian, memanfaatkan 24 jam dengan lebih produktif, juga untuk mengecek agenda masing-masing.


#hari5
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip




[Hari 4] : MEMBUKA DIALOG DALAM BERKOMUNIKASI

Tuesday, January 31, 2017 0 Comments


Senin, 30 Januari 2017

Hari ini obrolan santai saya dan suami berlangsung saat istirahat siang waktu suami pulang dari masjid. Kebetulan jarak rumah ke kantor suami  hanya sekitar 5 menit jalan kaki, dan rumah kami memang dekat dengan masjid besar.

Obrolan kami seputar kondisi rumah. Bahasan kami tentang bagian-bagian mana saja yang perlu diperbaiki dan dibersihkan (dengan bantuan orang lain), mengingat Insya Allah Maret bakalan ada anggota baru di rumah kami. Ada beberapa seng di atap rumah yang memang sudah saatnya diganti karena kalau siang saat angin bertiup kencang, seng-seng itu menimbulkan suara yang sangat berisik. Saya sampaikan kalau akhir-akhir ini kurang nyenyak istirahat siang karena suara seng yang sangat berisik tepat di atas kamar kami.

Saya awali komunikasi kami siang itu dengan dialog untuk mencari solusi bersama. Lalu saya dengarkan pendapat suami setelah melihat kondisi atap seng dari lantai 2. Akhirnya, suami membuat keputusan kalau akhir pekan pertama atau kedua di bulan Februari akan mengganti seng yang sudah aus itu karena beberapa hari ini suami sibuk dengan pekerjaan kantor, belum bisa membeli seng baru dalam waktu dekat.

Hari ini saya belajar untuk membuka komunikasi dengan dialog yang ringan serta menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami. Selanjutnya, membicarakan solusi terbaik atas permasalahan yang dihadapi bersama. Semuanya akan terasa sangat indah dan menyenangkan…

#hari4
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip





Sunday, January 29, 2017

[Hari 3] : KOMUNIKASI SEBAGAI SARANA BERMUSYAWARAH

Sunday, January 29, 2017 0 Comments



Ahad, 29 Januari 2017

Keluarga merupakan surga duniawi bagi suami istri. Keluarga, sekaligus sebagai sekolah pertama dalam melahirkan generasi pemimpin yang sholeh dan sholehah. Pada saat yang sama keluarga juga sebagai basis da’wah dalam terciptanya masyarakat yang Islami. Untuk mewujudkan keluarga sebagai syurga, sekolah dan pondasi masyarakat Islami diperlukan adanya komunikasi di antara seluruh anggota keluarga.

Komunikasi sebagai sarana bermusyawarah.
Setiap keluarga membutuhkan musyawarah dalam menyelesaikan berbagai urusan. Sebab hasil musyawarah akan lebih sempurna dibandingkan hasil pemikiran seseorang dan dapat dipertanggungjawabkan oleh seluruh anggota keluarga sehingga rasa kebersamaan akan menjadi milik bersama.

Allah berfirman: “Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam suatu urusan.” (QS. Ali Imran [3] : 159).

Hari ini, obrolan saya dan suami seputar perlu tidaknya “khadimat pocokan” (tidak nginep) yang akan membantu saya menyelesaikan urusan domestik pasca melahirkan nanti. Akhirnya, kami pun bermusyawarah dan diputuskan bersama kalau kami akan berusaha mencari khadimat tersebut, setidaknya beliau yang akan membantu meringankan pekerjaan saya dan suami seperti mencuci, memasak, menyetrika dan membersihkan rumah.

Hari ini saya pun belajar betapa pentingnya mengambil sebuah keputusan dengan melibatkan orang terdekat, terlebih bisa dengan cara musyarawarah untuk mencapai kata mufakat. Alhamdulillah…

Semoga kami pun bisa segera mendapatkan khadimat yang sesuai dengan apa yang kami harapkan. Aamiin…


#hari3
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip






Saturday, January 28, 2017

[Hari 2] : MENDENGARKAN SECARA EMPATIK

Saturday, January 28, 2017 0 Comments

Sabtu, 28 Januari 2016

Sabtu pagi, usai aktivitas Subuh, seperti biasa saya dan suami menyempatkan ngobrol tentang banyak hal. Kurang lebih 15 menit tadi ngobrol di tempat tidur lanjut ngobrol saat jalan kaki pagi keliling perumahan.

Obrolan pagi ini seputar rencana aktivitas kita di hari Sabtu ini. Saya menceritakan kalau akan mencuci baju-baju bayi yang seminggu lalu kami beli. Saya minta tolong suami nanti untuk membantu proses menjemur karena lokasi jemuran di lantai dua, harus naik tangga. Sedangkan suami bercerita kalau hari ini akan mengisi tinta printer di dekat kampus UNNES (Gunungpati), lanjut jemput ponakan dan kakaknya (kakak sarapan soto dulu dan selama suami menjemput ponakan saya bisa main ke rumah kakak ipar no.4. Suami akan mengantarkan saya terlebih dulu.

Dari komunikasi kala pagi ala saya dan suami saat memulai hari Sabtu ini, saya belajar kembali mengenai prinsip komunikasi yang efektif. Salah satunya mendengarkan secara empatik, mendengarkan dengan maksud untuk “mengerti” kondisi orang lain dan “dimengerti” atas kondisi yang tengah dialami oleh diri sendiri).

Rasulullah mencontohkan metode mendengarkan empatik ini ketika datang seorang pemuda yang minta izin untuk berzina. Jika kita perhatikan betapa jitu jawaban yang Rasulullah sampaikan untuk meredam gejolak si pemuda.
"Sukakah kamu jika apa yang ingin kamu lakukan itu menimpa ibumu... adikmu, atau kakakmu?” tanya Rasulullah.
“Tidak,” jawab pemuda tersebut.
"Jika demikian, maka orang lain pun tidak berbeda denganmu."
Subhanallah... Islam memerintahkan umatnya untuk berbicara yang baik, maka ia juga memerintahkan mereka agar menjadi pendengar yang baik. Sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam… "Dengarlah baik-baik (perkataan) orang lain."

Rasulullah adalah suami teladan, jika kita dengar cerita rumah tangga beliau tentulah ingin kita hidup di masa beliau. Salam dan shalawat semoga senantiasa tercurahlimpahkan untuk Sang Baginda, teladan istimewa…

#hari2
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip





Friday, January 27, 2017

[Hari 1] : "BELAJAR MENJADI PENDENGAR YANG BAIK"

Friday, January 27, 2017 0 Comments

 
[Hari 1] : Belajar Menjadi Pendengar yang Baik

Jumat, 27 Januari 2017

Semua pasangan yang menikah tentu mendambakan keluaraga sakinah, mawaddah, wa rohmah. Maka, merealisasikan motto BAITI JANNATI (Rumahku Surgaku) pasti menjadi impian setiap pasangan suami-istri. Komunikasi antara suami-istri menjadi salah satu bagian yang sangat penting dalam mewujudkan impian itu. Karena komunikasi adalah sebuah kebutuhan. Dengan komunikasi, kita akan mampu mengekspresikan apa yang kita pikirkan, apa yang kita rasakan, kita juga dapat memahami cara pandang pasangan kita. Selain itu, kita juga akan mampu berempati ikut merasakan kebahagiaan/kesedihan pasangan, juga bisa saling bertukar informasi. Namun seringkali, dalam kehidupan berumah tangga, komunikasi lebih bertujuan untuk memenuhi kebutuhan psikis daripada tujuan informatif.

Saat seorang suami menceritakan kisah masa kecilnya, bisa jadi semua informasi dalam nostalgianya itu sudah kita ketahui dengan jelas, karena begitu seringnya suami menceritakan kisah masa kecilnya itu. Akan tetapi, persoalannya bukan pada substansinya semata, namun lebih kepada bagaimana memperhatikan dan diperhatikan, lebih kepada kebutuhan untuk didengar dan mendengarkan. Apakah kita telah menjadi pendengar yang baik?

Kami biasa saling bercerita kalau tidak sebelum tidur, ya setelah Subuh (usai aktivitas mengaji selesai), atau saat jalan-jalan pagi.

Hari ini (setelah aktivitas ba'da Subuh usai), saya bersandar di tempat tidur, suami duduk di sebelah saya, sambil sesekali mengelus perut saya. Suami lalu bercerita tentang “proyeknya” bulan ini. Alhamdulillah, ada dua target yang Allah izinkan untuk terpenuhi. Suami menceritakan kilas balik proses yang beliau lakukan untuk mencapai target itu. Saya pun belajar tentang semangat dan pantang menyerah dalam mencapai sesuatu dari kisah itu. Saya mendengarkan dengan seksama dan menyampaikan ungkapan bahagia dan rasa syukur. Sedangkan saya, menyampaikan kondisi fisik saya di usia kehamilan 32 minggu ini. Kaki mulai sering terasa pegal terutama ketika bangun tidur. Maka dari itu, saya selalu meminta suami untuk memijit kedua kaki, tangan dan punggung setiap pagi. Kami pun melanjutkan bahasan seputar persiapan persalinan, rencana mencari rujukan ke dokter keluarga, dan persiapan “cuti kerja” saya dari DNA WRITING CLUB yang selama ini saya kelola, yang dalam waktu dekat akan saya limpahkan sementara kepada adik-adik mahasiswi UNDIP untuk dikelola.

Dan hari ini, kami berdua belajar untuk menjadi PENDENGAR YANG BAIK dan inilah perubahan yang ingin saya buat dalam berkomunikasi. Tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan psikis untuk melepaskan ganjalan di hati, namun berusaha menjadikan komunikasi dengan suami lebih efektif, produktif terbuka, dan informatif.

#hari1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
 


Thursday, January 19, 2017

[PENGUMUMAN] LOMBA PECI (Penulis Cilik Indonesia) INDIVA 2016

Thursday, January 19, 2017 0 Comments

PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA MENULIS CERPEN PECI

Assalamu’alaikum
Hai, hai, para Penulis Cilik Indonesia, pasti kalian sudah menunggu hari ini. Hari pengumuman lomba menulis cerpen PECI. Ehem, siapa, ya, yang menang? Kamu? Dia? 
Baiklah, baiklah, tak perlulah berpanjang-panjang kata. Jeng jeng jeng. Inilah mereka, para pemenangnya.
Juara 1 : MERAPI TAK PERNAH INGKAR JANJI (Ulinnuha Corinna Azmi)
Juara 2 : DESIMAL (Solehatun Marfuah)
Juara 3 : RAHASIA SEPATU MELY (Alvian)
Juara Harapan
Harapan 1 : NOKIA AYAHKU (Sfatimah Azzahra)
Harapan 2 : AKU BUKAN PENDERITA EPILEPSI (Muhammad Jundy Ashari)
Harapan 3 : SELAMATKAN SI RAMBUT JINGGA (Faiq Hamdi Abdillah)
Harapan 4 : COVER BUKAN SEGALANYA (Arya Sena)
Harapan 5 : BERKAH HUTAN BAKAU (Shofiyyah Lukman)
Selamat!


50 BESAR LOMBA MENULIS CERPEN PECI

Assalamu’alaikum
Pengumuman pemenang sudah kalian bacakah sobat PECI? Pasti sudah, ya! Nah, sekarang giliran pengumuman 50 besar naskah nih. Lima puluh besar naskah ini insya Allah akan diterbitkan dalam bentuk buku. Yeay! Untuk kamu yang namanya tertera di sini, segera kirimkan:
a. Naskah dalam bentuk M.S. Word
b. Biodata (nama, alamat, no. HP, no. Rekening)
c. Biodata dalam bentuk narasi
d. Foto untuk biodata
Kirimkan ke email: penerbitindiva1@gmail.com dengan subjek: PEMENANG PECI


Siapa-siapa sajakah mereka? Adakah namamu di sana? Yuk, kita simak bersama!


NO JUDUL PENULIS
1 Merapi Tak Pernah Ingkar Janji Ulinnuha Corinna Azmi
2 Desimal Solehatun Marfuah
3 Rahasia Sepatu Mely Alvian
4 Nokia Ayahku Sfatimah Azzahra
5 Aku Bukan Penderita Epilepsi Muhammad Jundy Ashari
6 Selamatkan si Rambut Jingga Faiq Hamdi Abdillah
7 Cover Bukan Segalanya Arya Sena
8 Berkah Hutan Bakau Shofiyyah Lukman
9 Geng Nashir Faiq Hamdi Abdillah
10 The Miracle of Al Quran Muhammad Isa Anis
11 Tabungan Masa Depan Nur Nisrina Hanif R
12 Ramalan Meta Ammara Izza A
13 Melati Untuk Asti Maylda Ahda Sabila
14 Resep Rahasia Adnan Meika Hapsari
15 Hijab in Love Afifah Salsah S.
16 Bakso Sehat Ayah Shofiyyah Lukman
17 Kerudung Nafa Farah Aulia Najwa
18 Seperti Ilmu Padi Fida Zalfa L.Y.
19 Mukena Kesayangan Nadia Shafiana Rahma
20 Pesan Dalam Sepatu Yusrani Ramadhina
21 Kisi-Kisi Kejujuran Rubee Putri R.
22 Misi Sejauh Dua Puluh Kilo Meter Ghilman Fadhlil Azim Tasya
23 Valuable Lessons Faridah Auliya Nurdin
24 Misteri Rumah Kosong Zeva Justicia Tanjung
25 Aku Baru Tahu Vania Azalia Rossa
26 Sajadah untuk Ayah Zata Yumni Tarisa Iskandar
27 Ayam Tetanggaku Kamiliya Mumtazah
28 Ketika Bunda Sakit Fityan Fadhlil Azim Tasya
29 Menggapai Bintang Bersama Mamak Luh Putu Intan Saraswati
30 Juragan Pecel Zahra Nabiha Adin
31 Kekal Hingga Ke Surga Yusrani Ramadhina
32 Rasanya Seperti Digigit Semut Rafif Irajanto
33 Malaikat Berwajah Sangar Meika Hapsari
34 Syahira dan Mueeza Ghisya Sauqina Rosyada
35 Kak Hani yang Bawel Salma Azka Taqiya
36 Jebakan Kartu Uno Zahra Roidah Amalia Hasna
37 Sandiwara Fei Zahra Roidah Amalia Hasna
38 Kado untuk Micel Nayla Sabitha Irajanto
39 Jadwal Sholat Rohmat Abdurrahmansyah
40 Saatnya Antok Beraksi Hanun Dzatirrajwa
41 Jawaban Sempurna Wafa Auliya Insan Gaib
42 Sehari Menjadi Baik Muhammad Rafid Nadhif R.
43 Berjihad Melalui Mulut Abdullah Yafi
44 Kristal Persahabatan Shoffiyah Lukman
45 Mimpi si Kuda Lumping Muthia Kanza
46 Maafin Nisa Bunda Firda Kholidah Az Zahroh
47 Ketulusan Nora Rigisha Maharani
48 Pita Pink Atia Athiyyah Zahra
49 Violin Sahabatku Amelia Triana Putri
50 Peri Gigi Alana Afifah Salsah S.

Sunday, December 18, 2016

[Nice Home Work #9] : BUNDA sebagai AGEN PERUBAHAN

Sunday, December 18, 2016 0 Comments


PASSION + EMPHATY = SOCIAL VENTURE

MINAT, HOBI, KETERTARIKAN
-      Dunia literasi (baca, tulis, bercerita, dll.)

SKILL : HARD SKILL, SOFT SKILL
-      Suka dunia anak-anak dan remaja
-      Memiliki keterampilan menulis
-      Public speaking
-      Kreatif
-      Komunikatif
-      Teaching/mengajar
-      Koleksi buku lebih dari 1000

ISU SOSIAL
-      Anak-anak yang kecanduan gadget, TV, games online, dll. Mereka kurang bersosialisasi dan melakukan aktivitas fisik.
-      Remaja yang salah pergaulan
-      Anak-anak yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran di sekolah.
-      Rendahnya minat baca masyarakat

MASYARAKAT
-      Anak-anak
-      Remaja
-      Orang tua
-      Masyarakat umum

IDE SOSIAL
-      Mendirikan Taman Baca DNA (sudah saya awali dengan mendirikan komunitas penulis cilik dan remaja “DNA WRITING CLUB”)
-      Mendirikan Istana Kreatif DNA (ada aktivitas baca-tulis-bercerita/mendongeng, crafting, drawing, sentra permainan edukatif, sentra permainan tradisional, dll).
-      Mendirikan Bimbingan Belajar DNA College (sudah mulai berjalan).
-      Mengadakan workshop kepenulisan secara berkala untuk anak-anak dan remaja dengan mendatangkan pembicara/trainer yang kompeten, prestatif, dan inspiratif.




Friday, December 16, 2016

[RESOLUSI 2017]: "MULIA KARENA TAQWA, BERCAHAYA DALAM KARYA, MENGINSPIRASI DENGAN PRESTASI!"

Friday, December 16, 2016 10 Comments
My DNA

Man kanayaumuhu khairan min amsihi fahuwa rabihun…
“Barangsiapa yang hari ini lebih baik daripada kemarin, maka dia beruntung”. Demikian pula, barangsiapa tahun ini lebih baik dari tahun yang kemarin, maka dia juga akan beruntung. Karena hari hanyalah kumpulan dari detik dan menit, sedangkan tahun adalah akumulasi dari hari dan bulan. Tahun adalah tahapan yang penting untuk mengukur segala hal. Umur kita diidentifikasi dengan tahun, sejarah ditulis berdasarkan tahun, program-program besar disetting berdasarkan tahun. Karenanya, evaluasi dan perencanaan tahunan adalah sesuatu yang penting untuk kita perhatikan.
Hm….penggalan kalimat yang pernah aku baca dari sebuah Majalah Annida –koleksi majalah aku zaman SMA dulu-. Luar biasa sekali, tiada terasa waktu begitu cepat berlalu. Sang detik merangkak perlahan menjadi menit, sang jam berjalan…satu jam berlalu…jam berlari..satu haripun berganti, hari terus berkejaran satu bulan terlewatkan…tanpa terasa satu tahun pun segera beralih ke tahun yang baru. Inilah saat yang tepat untuk ber-MUHASABAH, “sebuah pengadilan sunyi di ambang mimpi…”.
Tahun 2016 akan segera berakhir. Tahun baru 2017 Masehi akan segera dimulai. Pada akhir tahun, biasanya kita akan mulai melakukan instropeksi diri. Isinya mulai dari apa saja yang telah diraih pada tahun tersebut hingga apa saja yang belum tercapai. Hasil instropeksi diri, biasanya akan kita tuliskan dalam bentuk resolusi. Isinya pun beragam, dari cita-cita atau mimpi yang ingin dicapai di tahun berikutnya, kesalahan apa saja yang tidak ingin diulang, dan masih banyak lagi.
Bagiku, tidak perlu menunggu kalender disobek hanya untuk membuat resolusi di masa datang. Buatku, setiap hari adalah saat membuat resolusi baru. Meskipun begitu, resolusi itu penting, sama seperti kerangka kerja yang akan dilakukan, jika telah memiliki kerangka, langkah akan siap dilaksanakan.
[*]
Jika tiap impian hanya dipertemukan getah pahit dirasa
Bila tiap kerinduan hanya dihadapkan pada racun kemunafikan yang penuh dusta
Maka, hadapkan diri pada langit yang pintunya selalu terbuka.
Mengadu di dalam butir-butir pengakuan dan berharap hanya pada-Nya
agar lepas segala kegelisahan dan dipertemukan dengan ketenangan…
 
Ya Rabb, jadikan penerimaan qadar-Mu lebih indah selaksa daun-daun zaitun
Berhiaskan embun yang dipancari sang fajar di pagi hari
Jadikan episode ini lebih indah…
Lebih baik dari pagi yang tersusun cahaya yang ditemani kilapan senyuman
***
Menjelang penghujung akhir tahun 2016, sebentar lagi kita akan membuka gerbang kehidupan di tahun baru 2017. Sudah seharusnya kita melakukan evaluasi atas pencapaian maupun cita-cita yang belum tercapai. Dan detik ini aku ingin menciptakan “terminal” dalam diriku, ‘pemberhentian sejenak’, untuk sejenak merenung, memahami, dan belajar memaknai lebih dalam. Menengok masa lalu untuk kemudian membuat sebuah resolusi yang harus aku ikhtiarkan maksimal untuk menjejak nyata di tahun mendatang. Ada catatan resolusiku di tahun 2017 yang akan aku uraikan dalam untaian aksara yang tengah menemaniku bermetamorfosa kali ini. Aksara-aksara yang menemaniku membuat notulensi akhir tahun yang kelak menjadi blue print kehidupanku di tahun 2017.
Sebagai insan ciptaan Allah, kita harus selalu menatap harapan terbaik di masa depan. Ya, karena hidup ini hanya terdiri dari tiga bagian: masa lalu, masa kini dan masa depan. Masa lalu adalah pelajaran terbaik, masa kini adalah prestasi terbaik dan masa depan adalah cita-cita terbaik. Jika kita selalu mengisi hati kita dengan penyesalan untuk masa lalu dan kekhawatiran untuk masa depan, kita tidak memiliki hari ini untuk kita syukuri. Tetaplah bersyukur dan bersyukur, walau mungkin kita melihat sebongkah cahaya kecil di atas bukit kegelapan. Sesungguhnya Allah  mengabulkan doa-doa dalam prasangka hamba-Nya. Kata-kata syukur selalu didahului oleh sabar. Sabar itu lebih mudah dilakukan. Banyak orang yang berhasil sabar dalam kedukaan, namun amat sulit untuk menemukan orang yang mampu mensyukuri nikmat Allah dalam kesempitan yang ia alami.
***
Inilah #Resolusiku2017 

Resolusi terbesar pertama, In Syaa Allah Maret 2017 nanti amanah menjadi seorang IBU akan melekat pada diriku. Banyak hal yang ingin aku lakukan, aku pelajari, aku capai, untuk mengemban amanah yang bertabur pahala itu. Aku ingin “memperkaya” diriku dengan ilmu parenting, perawatan bayi, menciptakan “SPIRITUAL PARENTING” dalam mendidik anak.
Yang aku lakukan mulai sekarang : banyak membaca buku-buku parenting, mengikuti seminar parenting (kelas parenting online maupun offline), berdiskusi dengan orang yang lebih berpengalaman, belajar menjadi IBU PROFESIONAL, dll.

Resolusi terbesar kedua, aku ingin lebih fokus menghafalkan dan mempelajari Al Qur’an. Ibnu Umar berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan orang yang menghafal Al Qur'an itu bagaikan pemilik onta yang diikat, jika dirawat dengan cermat, maka tetap dapat dipertahankannya (dimilikinya) dan bila dilepas maka akan hilang” [H.R. Bukhari dan Muslim]. Abu Musa r.a. berkata: Rasulullah Saw. bersabda: “Telatenilah mempelajari Al Qur'an, demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya, Al Qur'an itu lebih cepat larinya daripada onta yang lepas dari tali ikatnya” [H.R. Bukhari dan Muslim]. Subhanallah! Insya Allah, aku bertekad akan semakin mencintai ayat-ayat Cinta-Mu, Ya Rabb…
Yang aku lakukan : membuat target harian dalam menghafal Al Qur’an, rajin muroja’ah (mengulang hafalan).

Resolusi terbesar ketiga, aku ingin mempersiapkan diri dan keluarga untuk umroh dan naik haji. Hal ini menjadi salah satu motivasi terbesar agar aku bisa menjadi anak yang senantiasa berbakti dan mampu mewujudkan impian KYDFENS (my lovely family). Sebuah ikhtiar yang senantiasa aku perjuangkan dengan sungguh-sungguh agar aku bisa membalas segala jerih payah, perjuangan, dan pengorbanan orang-orang yang sangat ikhlas mencintaiku.
Yang aku persiapkan dan akan aku lakukan di 2017 : rajin menabung, membuka tabungan haji, ikut sekolah umroh dan haji, memperbanyak ilmu seputar umroh dan haji.

Resolusi terbesar keempat, aku ingin menjadi penulis produktif yang senantiasa mengikhtiarkan BEST SELLER untuk setiap karya-karyanya. Kenapa harus BEST SELLER? Karena ketika karya kita luar biasa, ketika karya kita istimewa akan banyak orang yang membelinya, membaginya kepada banyak orang pula, dan itu terjadi secara berkesinambungan. Otomatis, Insya Allah tabungan pahala akan semakin banyak. Berhubungan dengan passion-ku menulis…
BE : Dengan menulis, aku ingin menjadi seorang PENULIS PRODUKTIF dan PENULIS PROFESIONAL; menjadi CREATIVE MOM-WRITERPRENEUR
DO : Aku ingin selalu mengasah kemampuan (skill) menulis, lalu mengajarkan aktivitas positif ini kepada anak-anak dan remaja lewat komunitas yang sudah aku rintis sejak 2013 : DNA WRITING CLUB.
HAVE : Aku ingin memiliki karya yang bermanfaat lebih banyak lagi, lebih banyak prestasi yang terlahir lewat aktivitas menulis, juga melahirkan banyak penulis cilik dan penulis remaja yang prestatif dan produktif berkarya.

DNA Writing Club

Resolusi untuk DNA WRITING CLUB
*) DNA WRITING CLUB memiliki markas belajar sendiri yang luas, dengan beberapa ruang kelas dan pembelajaran edukatif yang lebih variatif.
*) DNA WRITING CLUB memiliki pengajar (Mentor-mentor) yang profesional di bidangnya (Writing, Drawing, Colouring, Crafting, Story-Telling, dll).
*) Menjadikan DNA sebagai istana belajar yang menyenangkan. DNA Writing Club dengan semangat “DNA : Dream N Action”, didirikan dengan berbekal tiga buah cita-cita yang diharapkan ada dalam diri anak-anak dan remaja yang bergabung dalam komunitas ini, yakni : Dapat meningkatkan rasa percaya diri pada anak-anak karena percaya diri merupakan salah satu modal awal anak-anak dalam menemukan dan meningkatkan potensi serta produktivitas amal dalam diri dan kehidupannya; Anak-anak semakin termotivasi untuk lebih berprestasi serta semakin cinta akan ilmu dan senantiasa meningkatkan kompetensi dirinya; Anak-anak semakin semangat untuk menjadi pribadi yang gemar membaca, bercerita, dan berkarya.

Selain itu, dalam bidang kepenulisan, aku juga ingin :
Menulis minimal 1 buku nonfiksi.
Menulis minimal 1 buku cerita anak/dongeng anak Islami.
Belajar MENDONGENG
Mengadakan 1 event akbar DNA Writing Club.
Me-launching 1 karya antologi anak-anak DNA Writing Club.

Resolusi terbesar kelima, selalu memperkokoh kehidupan berumah tangga, membangun Keluarga Rabbani yang ‘A.M.A.N.A.H’, dengan senantiasa mengingat dan menjalankan visi-misi pernikahan 10-11-12 kami:
VISI
”Mewujudkan pernikahan sebagai penyempurna agama yang bukan sekadar untuk mencari bahagia, tapi menuai keberkahan di dunia dan akhirat, bersama menuju surga-Nya.”

MISI
Membentuk keluarga AMANAH :
[A]:   Al Qur’an dan Al Hadits sebagai pedoman utama.
[M]:Mengorientasikan semua aktivitas untuk mencari ridho Allah Subhanahu Wata’ala, dilakukan sesuai tuntunan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wassalam.
[A]Aktualisasi diri dan perbaikan diri secara kolektif dalam rangka membentuk dan membangun keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah, dakwah serta amanah
[N]Nikah = kesempatan menjadi lebih baik dari hari ke hari, menjadikan ‘pernikahan’ sebagai medan jihad, medan ber-fastabiqul khairat, dan medan bersyukur.
[A]A Miraculous Journey [Pernikahan adalah penyatuan kedua jalan yang berbeda, kemudian berjalan bersama dalam satu jalan yang baru, jalan yang lebih lebar, sebuah perjalanan penuh hikmah, ‘perjalanan yang ajaib’]
[H]Hidup dalam suatu rumah tangga yang menjadi surga serta sebagai markas dakwah.
Yang akan kami lakukan : sering diskusi, sering traveling bareng (nanti traveling lagi kalau baby udah memungkinkan diajak mbolang. Hehe), selalu mengingatkan satu sama lain, saling memotivasi.
Sakinah Bersamamu... ^_^

[*]
Ya Allah, aku tahu Engkau sedang merancang skenario terbaik untukku. Maka satu saja pintaku, kuatkanlah aku apapun skenario-Mu untukku. Akupun belajar percaya bahwa semua hal dalam hidup ini ada dalam aturan-Nya. Musim kehidupan ini pun berjalan sesuai dengan sunatullah dan sama sekali tidak dapat diprediksi. Ketika kita berupaya untuk selalu bersyukur atas setiap musim yang kita alami, Insya Allah akan membuat kehidupan ini menjadi lebih bermakna. Allah yang lebih mengetahui sesuatu itu baik atau buruk.
Ada setiap waktu untuk setiap tujuan yang telah Allah tetapkan bagi makhluk-Nya. Masing-masing ‘musim’ yang diberikan-Nya kepada makhluk-Nya memiliki keberkahan tersendiri. Mereka akan tetap datang kepada kita tanpa peduli apakah kita menginginkan musim itu atau tidak. Setiap musim selalu Allah ciptakan pada waktu yang tepat. Dan Allah akan membuat segala sesuatunya indah TEPAT pada waktu dan kondisi TERBAIK yang telah ditentukan-Nya. Adapun yang patut kita lakukan hanyalah bersyukur dalam segala kelapangan dan kesempitan.
Ya Rabb, inilah langkah kembaraku dengan motivasi tertinggi merengkuh keridhoan-Mu…
Berikanlah hamba kemudahan. Aamiin Ya Rabbal’alamiin…